Meski Dilanda El Nino, Bulog Yakin Serapan Beras Tak Terganggu

Senin, 03 Agustus 2015 | 17:39 WIB
Meski Dilanda El Nino, Bulog Yakin Serapan Beras Tak Terganggu
Pedagang beras di Pasar Rumput, Jakarta Pusat, Kamis (21/5). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski saat ini beberapa wilayah dilanda El Nino atau musim kemarau panjang, Direktur Utama PT. Badan Urusan Logistik Djarot Kusumayakti yakin penyerapan beras tidak akan terganggu. Bahkan, ia menargetkan perusahaan plat merah ini mampu menyerap beras hingga 2,5 juta ton hingga Oktober 2015.

"Saya melihat yang tanaman sudah siap panen artinya harus tetap optimis, kita berdoa," kata Djarot saat menghadiri rapat dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, di Jakarta, Senin (3/8/2015).

Dajarot menjelaskan berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian menyatakan dalam dua bulan ke depan akan ada panen yang mencapai 15 juta ton. Bahkan, ia berencana langsung turun ke lapangan memastikan data tersebut, agar serapan bulan dalam beberapa bulan ke depan lebih maksimal.

“Katanya akan ada panen sekitar 15 juta ton. Makanya saya mau ke lapangan langsung. Kalau misalnya saya ambil 10 persen ketemu ini sudah sangat luar biasa sekali. Kita bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri,” katanya.

Djarot mengaku saat ini Bulog masih memiliki stok beras mencapai 1,5 juta ton. Bulog juga harus menyerap hasil panen para petani di Indonesia sekitar 1 juta ton. Namun demikian, pihaknya harus memasok beras ke masyarakat mencapai 500 ribu ton sampai Oktober. Karena itu, Bulog harus membutuhkan 1,5 juta ton lagi untuk mencapai stok beras 2,5 juta ton.

“Meski masih butuh serapan sekitar 1,5 juta ton, tapi kita optimis bakal tercapai. Soalnya memang saat ini sedang memasuki musim panen. Jadi kita harus bertindak dengan cepat agar kita bisa melakukan stok beras,” katanya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Andi Eka Sakya mengatakan El Nino sekarang masih dalam level moderat, skala kekuatannya diprediksi menguat pada Agustus - Desember 2015.

Andi mengingatkan dampak El Nino harus diantisipasi. Dampak yang bisa muncul, misalnya kebakaran hutan dan penyakit demam berdarah dengue.

"Tentu kita laporkan pada pemerintah terkait, seperti Menteri Pertanian dan menteri-menteri yang terkait dan kemudian kita kasih tahu apa yang harus mereka lakukan," ujar Andi beberapa waktu lalu.

Dampak kebakaran akibat El Nino, katanya, rawan terjadi di hutan gambut."Kawan-kawan menteri lingkungan hidup dan kehutanan harus mengambil langkah, ini diprediksi sampai Desember," kata Andi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI