Memang hal di atas benar, namun tetap usahakan untuk tidak membabi buta dalam melakukan hasrat berhobi. Maksudnya adalah, jika Anda benar-benar tidak memiliki keuangan yang mencukupi, jangan jadi dipaksakan dengan berhutang sana sini!
Sekali Anda membiayai hobi dengan dana utang, akan susah untuk merubah kebiasaan, ditambah lagi beban untuk melunasinya akan membebani keuangan Anda di kemudian hari.
Ingat, hobi tetaplah hobi, sedangkan kebutuhan pokok adalah yang pokok. Keduanya berbeda.
3. Alokasikan Dana Untuk Kebutuhan Pokok dan Hobi
Sekarang, berapa banyak alokasi dana yang mesti ditempatkan untuk hobi? Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda harus paham bahwa hobi merupakan kebutuhan tersier, bukannya primer atau sekunder, yang artinya, jika tidak menjalani hobi, tidak akan mengancam keberlangsungan hidup Anda. Dengan kata lain, jika Anda butuh untuk mengelaurkan dana di bidang lainnya, dana untuk hobi bisa ditunda terlebih dahulu, demi membiayai kebutuhan primer dan sekunder Anda.
Seperti yang telah disebut sebelumnya, harus dibedakan antara anggaran pokok dan anggaran pribadi. Di dalam pos anggaran pribadi, ada pembelian baju, kebutuhan kecantikan, gadget, olahraga, dan lainnya. Termasuk juga hobi Anda. Usahakan pengeluaran maksimal pos pribadi adalah 20% dari penghasilan. Nah dari penyisihan 10% ini, Anda bisa anggarkan setengahnya untuk biaya hobi.
Anggaran ideal untuk membiayai hobi disarankan tidak melebihi 10% dari penghasilan. Jangan lupa, bahwa masih ada banyak kebutuhan lainnya yang lebih pokok seperti kebutuhan rutin bulanan, penyisihan untuk tabungan dan investasi, kebutuhan sosial dan lainnya.
Baca artikel Cermati lainnya:
9 Kebiasaan Boros yang Sering Tak Anda Sadari
5 Alasan Mengapa Financial Check Up itu Penting