Kenaikan Tarif Bea Masuk Diberlakukan, Ini Daftar Barangnya

Kamis, 23 Juli 2015 | 20:47 WIB
Kenaikan Tarif Bea Masuk Diberlakukan, Ini Daftar Barangnya
Suasana pelabuhan peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (8/10).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengeluarkan beleid baru yang merevisi tentang besaran tarif bea masuk yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 132/PMK.010/2015 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor. Adapun barang-barang yang mengalami kenaikan tarif mulai dari makanan, minuman, alat kesehatan, pakaian, alat musik, hingga tas dan sebagainya.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan, kenaikan tersebut dilakukan pemerintah lantaran selama ini tarif bea masuk masih sangat rendah, sehingga barang impor terus membanjiri pasar di Indonesia. Oleh sebab itu, guna melindungi produsen dalam negeri, pemerintah merevisi aturan tersebut agar produsen dalam negeri tidak terhimpit oleh impor.

"Saya pikir, bea masuk selama ini terlalu rendah. Karena kan ada juga produksi dalam negeri. Karena barang impor terus membanjiri pasar di Indonesia, membuat produsen atau industri lokal menjadi terhimpit. Makanya direvisi aturan tersebut," kata Sofyan, saat ditemui di kantornya, Kamis (23/7/2015).

Beleid yang ditandatangani pada 8 Juli 2015 yang lalu ini sendiri diberlakukan oleh pemerintah mulai hari ini, Kamis (23/7/2015), berlaku 14 hari setelah tanggal diundangkan. Adapun barang impor yang terkena kenaikan tarif bea masuk itu, antara lain sebagai berikut:

1. Kopi impor dengan tarif bea masuk menjadi 20 persen
2. Teh impor dikenakan bea masuk menjadi 20 persen
3. Sosis impor menjadi 30 persen
4. Daging-dagingan yang diolah atau diawetkan dengan bea masuk 30 persen
5. Ikan-ikanan dengan rata-rata bea masuk 15 persen-20 persen; ikan sarden dan salmon 15 persen, sementara ikan tuna 20 persen
6. Kembang gula tidak mengandung kakao rata-rata bea masuk 15-20 persen, contohnya permen karet impor 20 persen
7. Roti, kue-kue kering, biskuit impor 20 persen
8. Sayuran yang diawetkan 20 persen
9. Es krim dan es lain yang dapat dimakan mengandung kakao maupun tidak 15 persen
10. Minuman fermentasi dari buah anggur segar termasuk minuman fermentasi yang diperkuat menjadi 90 persen
11. Minuman etil alkohol yang tidak didenaturasi dengan kadar alkohol kurang dari 80 persen dan menurut volume alkohol, dan minuman lainnya bea masuk impor menjadi 150 persen
12. Alat kecantikan tubuh tarif bea masuk impornya menjadi 10-15 persen
13. Perlengkapan dapur, peralatan makan, peralatan rumah tangga lain dan peralatan toilet dari plastik menjadi 20-22,5 persen
14. Tas dan aksesoris tas 15-20 persen
15. Pakaian dan aksesoris pakaian dari kulit samak 12,5-15 persen, sedangkan dari kulit berbulu 15-20 persen
16. T-Shirt, singlet, kaus kutang rajutan dan lainnya menjadi 25 persen
17. Pakaian bekas dan barang bekas lainnya menjadi 35 persen
18. Kutang, korset rajutan atau tidak, bea impor menjadi 22,5-25 persen
19. Wig, jenggot, alis, bulu mata palsu dan sejenisnya dari rambut manusia atau bulu hewan 15 persen
20. Barang higienis atau farmasi (termasuk dot) dari karet seperti kondom dan dot botol minuman impor menjadi 10 persen
21. Barang perhiasan dan bagiannya dari logam mulia atau dari logam yang dipalut dengan logam mulia impor dikenakan bea masuk menjadi 15 persen
22. Lemari pendingin, lemari pembeku impor menjadi 15 persen
22. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 orang atau lebih dikenakan bea masuk impor menjadi 20-50 persen
23. Mobil dan kendaraan bermotor lainnya yang dirancang untuk pengangkutan orang dikenakan tarif bea masuk impor menjadi 50 persen
24. Barang impor lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI