Suara.com - Penukaran uang pecahan baru yang ditukarkan masyarakat tembus Rp3,3 triliun. Jumlah tersebut cukup fantastik karena telah melebihi batas maksimal yang ditentukan, yakni Rp2,9 triliun.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Ismet Inono, di Solo, Jawa Tengah, Selasa (14/7/2015).
Menurut Ismet jumlah tersebut masih akan terus meningkat sampai dilakukannya penutupan penukaran pada 15 Juli mendatang atau H-1 Lebaran. Dia optimis dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan penukaran uang pecahan baru.
“Kami yakin ketersediaan uang mampu mencukupi permintaan masyarakat. Mudah-mudahan sampai penutupan nanti mencapai Rp3,5 triliun,” kata Ismet.
Menurut Ismet terlampauinya target tersebut lantaran bersamaan dengan adanya pembayaran gaji ke-13 pegawai negeri sipil dan sertifikasi bagi guru. Di samping itu, banyak masyarakat dari luar kota Solo, seperti Ngawi, Pacitan yang menukarkan uang baru ke Solo.
“Tahun ini lebih bagus dibandingkan tahun sebelumnya. Paling tidak masyarakat bisa lebih puas dengan pelayanan penukaran yang kami berikan,” kata dia.
Dia menyebutkan penukaran uang pecahan baru ini tidak hanya dari kalangan masyarakat. Namun juga dari sejumlah perbankan dan instansi pemerintahan. Sehingga terjadi peningkatan permintaan. Namun demikian, kata Ismet, penukaran uang pecahan baru ini tidak hanya dilakukan di Bank Indonesia saja.
Tetapi juga dilakukan di lima perwakilan bank yang tersebar di Wilayah Solo. Seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Jateng.
“Dengan demikian mampu mengurangi panjang antrean masyarakat yang menukarkan uang di Bank Indonesia,” papar dia.
Meski pihaknya menyediakan pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu, Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu, serta pecahan Rp2.000, Rp1.000, namun yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah pecahan Rp10 ribu dan Rp5 ribu. (Labib Zamani)