Garap Energi Terbarukan, Menteri ESDM Kerjasama dengan Kalteng

Senin, 13 Juli 2015 | 18:58 WIB
Garap Energi Terbarukan, Menteri ESDM Kerjasama dengan Kalteng
Ilustrasi energi terbarukan untuk industri. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said bersama Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo, dan Bupati Katingan Ahmad Yantenglie, hari ini, Senin (13/7/2015), menandatangani Nota Kesepakatan Bersama tentang Program Pengembangan Bioenergi Lestari yang akan dilaksanakan di Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah.

Sudirman mengatakan Indonesia memiliki banyak sekali sumber daya alam melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan.

Oleh sebab itu, guna merealisasikan pengembangan EBT di Indonesia, Pemerintah melakukan perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Kalteng untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan.

“Penandatanganan MoU ini adalah langkah pertama, dan Insya Allah akan disusul dengan menjadi trigger dari kesepakatan berikutnya dengan sejumlah daerah,” kata Sudirman.

Sudirman menjelaskan program ini salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah guna merealisasikan kedaulatan energi yang ditergetkan oleh Presiden Joko Widodo sebesar 20 persen di tahun 2015. Selain itu, lanjut dia, penandatanganan kerjasama ini merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan di Indonesia.

"Namun selama 10 tahun terakhir, bauran energi Indonesia yang berasal dari EBT hanya sekitar 6 persem, sementara dalam 10 tahun ke depan Indonesia menargetkan pertumbuhan sebesar 17 persen," katanya.

Nantinya, lanjut Sudirman, dalam perjanjian kerjasama ini, pemerintah akan memanfaatkan lahan terdegradasi, lahan kritis dan lahan bekas tambang untuk mendukung pengembangan bioenergi seluas 35 hektare untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan di wilayah tersebut.

“Jadi kita akan gunakan lahan-lahan itu untuk pengembangan EBT. Tahap pertama 20 hektare. 20 hektare terbagi dua kabupaten. Tahap berikutnya 15. Jadi total 35 hektare,” kata Sudirman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI