Bahas Tantangan Ekonomi, Jokowi Diskusi Dengan Ratusan Pengusaha

Laban Laisila Suara.Com
Kamis, 09 Juli 2015 | 14:29 WIB
Bahas Tantangan Ekonomi, Jokowi Diskusi Dengan Ratusan Pengusaha
Presiden Joko Widodo. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan silahturahim dengan pelaku usaha, akademisi, investor pasar modal dan kalangan perbankan di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (9/7/2015).

Tampak hadir dalam acara itu antara lain Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, Menhub Ignasius Jonan dan Mendag Rachmat Gobel.

Pada acara tersebut, Ketua Umum ISEI Darmin Nasution memaparkan peta permasalahan ekonomi Indonesia, sementara Presiden Jokowi memberikan respon dan jawaban dalam bentuk presentasi Menangkal Perlambatan Ekonomi.

Darmin Nasution dalam acara bertajuk Presiden Jokowi Menjawab Tantangan Ekonomi itu, mendesak pemerintah segera mengambil kebijakan untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi yang memberi harapan masa depan.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi yang dicapai saat ini tidak memberikan harapan yang cukup untuk pembangunan masa depan.

"Untuk itu pemerintah harus mempercepat belanja dan mengendalikan nilai tukar," ujarnya.

 Dia menyebutkan, ada empat persoalan pokok yang perlu dijawab yaitu pelambatan pertumbuhan ekonomi, harga dan ketersediaan bahan pokok, kestabilan rupiah dan tabungan masyarakat.

"Pemerintah harus memberikan insentif untuk memutus lingkaran pesimisme pasar," ucap Darmin.

Menurut dia, efektivitas kebijakan fiskal merupakan kunci permasalahan. Di satu sisi pemerintah sudah mengumpulkan pajak dan bahkan ditargetkan dalam jumlah yang sangat besar.

Di sisi lain, kemampuan pemerintah dalam membelanjakan sangat lambat. Uang yang tersedia untuk dibelanjakan pemerintah pada tahun 2015 jauh lebih besar ketimbang tahun lalu, namun tidak efektif dalam pos pembelanjaan. Kebijakan fiskal dinilai tidak memberi stimulus ekonomi yang cukup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI