Yunani Krisis, Bank Dunia: Indonesia Harus Waspada!

Rabu, 08 Juli 2015 | 18:55 WIB
Yunani Krisis, Bank Dunia: Indonesia Harus Waspada!
Warga Yunani yang memilih menolak bantuan dari kreditur Eropa. (Reuters/Yannis Behrakis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop mengimbau kepada Indonesia untuk mewaspadai krisis ekonomi yang melanda Yunani. Pasalnya, krisis ekonomi Yunani akan memperlambat pemulihan ekonomi Eropa dari badai krisis dan bisa berdampak ke Indonesia.

Meski Indonesia tidak bergantung dengan pasar Yunani, namun krisis tersebut akan berdampak ke Eropa.

“Kami harus mengatakan apabila krisis Yunani berlarut-larut, maka akan berdampak pada pemulihan Eropa dan dampaknya mungkin ke global (termasuk Indonesia),” kata  Ndiame di Jakarta, Rabu (8/7/2015).

Untuk itu, dia mendorong seluruh pihak yang terkait dengan masalah tersebut untuk melakukan berbagai hal yang bisa dikerjakan guna mencapai sebuah kesepakatan yang baik bagi Yunani, Eropa dan tentu saja bagi dunia.

“Jadi diharapkan semua negara untuk mewaspadai dampak ini, mungkin saat ini belum terlihat. Namun bisa memberikan dampak dalam jangka panjang. Jadi pemerintah diharapkan memperkuat kebijakan terutama perdagangan yang berhubungan langsung dengan Eropa agar tidak terganggu,” ujarnya.

Seperti diketahui, Yunani terancam bangkrut akibat tak bisa membayar utang 1,54 miliar dolar Amerika ke International Monetary Fund (IMF).

Masyarakat Yunani menggelar referendum untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam referendum akhirnya menolak proposal penghematan yang diajukan oleh kreditor internasional sebagai kompensasi untuk menalangi pembayaran utang dengan memberikan utang baru.

Sebanyak 61,31 persen rakyat Yunani menyatakan penolakan melalui referendum itu.

Pemerintah Yunani menggelar referendum setelah dinyatakan sebagai negara gagal bayar oleh IMF yang memberi tengah waktu hingga 30 Juni 2015 untuk membayar utang sebesar 1,6 miliar euro kepada sejumlah kreditur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI