Suara.com - Guna meningkatkan pelayanan ke masyarakat, PT. Kereta Api Indonesia terus melakukan pembenahan, salah satunya merevitalisasi Stasiun Palmerah, Jakarta Selatan.
Hari ini, Senin (6/7/2015), Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan meresmikan Stasiun Palmerah dan pengoperasian jalur ganda KA lintas Duri-Tangerang. Revitalisasi stasiun menghabiskan duit Rp36 miliar dengan kontrak multiyears tahun 2013-2014.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan revitalisasi stasiun meliputi pembangunan stasiun dan fasilitasnya seperti jembatan penyeberangan orang, gate tiket, ruang menyusui, jalur penyandang cacat serta empat eskalator dan dua lift untuk mempermudah penumpang naik turun ke stasiun terutama perempuan, manula, dan anak-anak.
"Ini sebagai pelayanan kami dan menjalankan amanat Undang-undang tentang standar pelayanan angkutan umum yang tertuang dalam dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.48 Tahun 2015. Jadi sudah menjadi kewajiban kami," kata Hermanto.
Menurut Hermanto pendanaan perbaikan Stasiun Palmerah murni dari APBN.
"Semua dana murni diperoleh dari APBN, nggak dari mana-mana dan yang ini yang paling besar," katanya.
Bangunan stasiun seluas 2.520 M2 (126 M x 20 M) didesain untuk mendukung kesetaraan gender serta tetap mempertahankan bangunan heritage sebagai salah satu bangunan cagar budaya di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Adapun jalur ganda kereta api lintas Duri-Tangerang yang diresmikan, meliputi pembangunan rel, normalisasi listrik aliran atas, pemasangan gardu di Stasiun Duri untuk menunjang operasi KRL serta pembangunan jembatan baru.
"Pengoperasian jalur ganda ini menghabiskan dana kurang lebih Rp 685,61 miliar dan telah dioperasikan secara penuh pada 8 Juni 2014," kata dia.