Penerimaan Pajak Semester I-2015 Rp555,2 Triliun

Jum'at, 03 Juli 2015 | 11:10 WIB
Penerimaan Pajak Semester I-2015 Rp555,2 Triliun
Petugas pajak melayani penyerahan Surat Pajak Tahunan (SPT) di hari terakhir penyerahan SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama wilayah DJP Jawa Timur I, Surabaya, Selasa (31/3). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penerimaan pajak hingga semester I-2015 sudah mencapai Rp555,2 triliun. Jumlah ini setara dengan 37,3 persen dari target dalam APBN.

Dibanding semester I-2014, secara nominal perpajakan sudah lebih tinggi realisasinya. Hal itu diklaim Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/7/2015).

“Penerimaan perpajakan sudah lebih tinggi daripada realisasi semester I tahun lalu. Kalau dari persentase memang lebih kecil dari tahun lalu, karena targetnya (tahun ini) lebih besar,” kata Bambang.

Sementara itu, PNBP telah mencapai Rp142 triliun atau 52,8 persen. Nilai ini lebih rendah jika dibanding dengan tahun lalu. Karena ikut terkena faktor penurunan harga minyak.

"Namun secara persentase lebih tinggi, karena target tahun ini lebih kecil dari tahun lalu," ungkapnya.

Sementara untuk belanja negara, Bambang menyebut pada semester I telah mencapai Rp773,9 triliun atau 39 persen dari pagu total belanja.

"Belanja K/L mencapai Rp208,5 triliun atau 26,2 persen dari pagu. Sementara belanja non K/L sudah mencapai Rp227,6 triliun atau 43,4 persen," kata Menkeu.

Transfer daerah tercatat mencapai 50,8 persen atau Rp337,7 triliun. "Transfer daerah lebih bagus dari tahun lalu, kira-kira hampir Rp40 triliun karena kita memberikan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam lebih cepat dari biasanya," ungkap Menkeu.

Dengan kondisi ini Bambang menyebutkan sampai 30 Juni 2015, defisit telah mencapai Rp76,4 triliun atau 0,66 persen dari PDB. Untuk pembiayaan, pemerintah telah mencatatkan Rp194 triliun yang berasal dari dalam negeri sebesar Rp215,6 triliun dan Luar Negeri sebesar Rp-21,6 triliun.

"Sehingga pada posisi 30 Juni, masih ada cash atau Silpa sebesar Rp117,6 triliun atau cash yang siap untuk dibelanjakan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI