Rupiah Masih Lesu di Rp13.324 Pada Kamis Pagi

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 02 Juli 2015 | 10:44 WIB
Rupiah Masih Lesu di Rp13.324 Pada Kamis Pagi
Ilustrasi mata uang rupiah (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi (2/7/2015) bergerak melemah sebesar 44 poin menjadi Rp13.324 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.280 per dolar AS.

"Mata uang rupiah bergerak melemah setelah data tenaga kerja Amerika Serikat yang dirilis tadi malam, yakni data penggajian non pertanian (non farm payrolls/NFP) versi ADP (Automatic Data Processing) tercatat lebih bagus dari ekspektasi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.

Ariston Tjendra menambahkan bahwa data NFP Amerika Serikat versi pemerintah juga diperkirakan meningkat, sementara rata-rata pendapatan per jam para pekerja di AS juga diperkirakan tumbuh 0,2 persen.

"Perkiraan itu terbilang cukup optimis, bila hasilnya melebihi ekspektasi maka dolar AS bisa terdorong menguat lebih tinggi," katanya.

Dari dalam negeri, lanjut Ariston Tjendra, angka inflasi Juni yang masih sesuai dengan ramalan analis, sehingga dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah untuk menahan tekanan lebih dalam terhadap dolar AS.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data inflasi untuk Juni 2015 sebesar 0,54 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,5 persen.

Ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra menilai bahwa inflasi Juni 2015 yang sebesar 0,54 persen itu lebih rendah dari perkiraan Mandiri Sekuritas dan konsensus yang masing-masing sebesar 0,63 persen dan 0,65 persen.

"Kami menilai tekanan inflasi itu masih terukur dan masih sejalan dengan target inflasi BI 4 plus minus 1 persen," kata Aldian.

Dari sisi kebijakan moneter, lanjut dia, Mandiri Sekuritas menilai Bank Indonesia akan kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuannya pada rapat dewan gubernur (RDG) selanjutnya yang akan digelar pada 14 Juli mendatang.

"Dipertahankannya suku bunga acuan itu merupakan sikap prudent untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah risiko eksternal," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI