Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral resmi memutuskan PT. Pertamina (Persero) mengelola Blok Mahakam dengan porsi saham 70 persen. Sedangkan 30 persen saham akan diberikan oleh PT. Total E&P Indonesie dan Inpex sebagai operator pengelola terdahulu.
Pertamina sudah siap mengucurkan dana investasi sekitar 2,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp33 triliun per tahun untuk mengelola Blok Mahakam.
“Jadi, kira-kira perkirakan investasi tersebut sekitar Rp33 triliun per tahun, itu perkiraan kami setelah keputusan pemerintah," kata Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (19/6/2015).
Menurut Dwi anggaran Rp33 triliun nantinya bukan hanya untuk pengoperasian, juga sekaligus untuk anggaran eksplorasi Blok Mahakam.
“Anggaran itu bukan hanya untuk pengoperasian saja, kegiatan-kegiatan investasi yang dilakukan baik drilling blok yang ada maupun ekspansi terhadap kawasan yang belum tereksplorasi, ini kita lakukan. Sehingga kita berharap bisa menemukan cadangan baru di sekitar blok,” kata dia.
Lebih lanjut, Dwi menjelaskan Pertamina telah merancang beberapa aktivitas yang akan dilakukan sebelum mengelola Blok Mahakam pada 1 Januari 2018. Hal tersebut bertujuan agar Pertamina mampu meningkatkan cadangan minyak nasional melalui pengelolaan Blok Mahakam tersebut.
“Kita kan diberi waktu satu tahun sebelum masuk ke masa transisi nah ini akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pertamina juga sudah siap dari segi manapun termasuk finansial. Jadi harus kita persiapkan secara matang. Seperti SDM-nya, pembenahan keuangan, kontrak-kontraknya agar berjalan mulus,” kata dia.
Rencananya, pengalihan operator ladang minyak di Kalimantan Timur tersebut akan melalui masa transisi sekitar satu tahun sebelum masa kontrak berakhir di akhir 2017.