Tambah Pasokan BBM Jelang Lebaran Disokong Impor

Rabu, 10 Juni 2015 | 16:19 WIB
Tambah Pasokan BBM Jelang Lebaran Disokong Impor
Penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menyiapkan beberapa startegi untuk mengantisipasi melonjaknya konsumsi bahan bakar minyak dan elpiji menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran, salah satunya dengan menambah pasokan premium, avtur, dan elpiji.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kemeterian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan tambahan pasokan premium berasal dari impor. Hal ini lantaran sekitar 60 persen konsumsi BBM dalam negeri selama ini berasal dari impor.

“Nanti pas memasuki bulan Ramadhan sampai lebaran pasokan bbm jenis premium akan kita tambah 18 persen. Memang tambahan pasokan itu berasal dari impor, karena selama ini untuk mencukupi konsumsi bbm dalam negeri kita masih impor BBM,” kata Wirat di Jakarta, Rabu (10/6/2015).

Kendati demikian, Wirat menegaskan tambahan pasokan BBM untuk Ramadhan dan Lebaran yang berasal dari impor tersebut tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara, melainkan melalui PT. Pertamina. Sedangkan untuk tambahan avtur dan elpiji dananya berasal dari APBN.

“Kita untuk tambahan impor ini tidak menggunakan dana APBN, ini berdasarkan aksi korporasi dari Pertamina sebagai distributor. Sedangkan untuk Avtur dan Elpiji menggunakan APBN karena tidak impor,” katanya.

Seperti diketahui, pemerintah berencana menambah pasokan BBM dan elpiji menjelang Ramadhan dan Lebaran untuk mengatasi lonjakan konsumsi. Untuk premium pemerintah menambah pasokan sekitar 18 persen, avtur 10 persen, dan elpiji 5 persen. Sedangkan untuk solar pasokannya diturunkan sekitar 10 persen dikarenakan pada bulan tersebut diperkirakan konsumsi solar yang digunakan oleh sektor industri menurun.

“Kalau melihat dari tahun sebelumnya, konsumsi solar pada bula tersebut tidak terjadi lonjakan, karena industri saat itu sedang libur. Jadi kita turunkan sekitar 10 persen,” kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI