Suara.com - Penurunan tajam kurs dolar akibat peningkatan data ekonomi zona euro memicu harga minyak New York kembali naik pada Rabu pagi (3/6/2015), sekalipun para pejabat di OPEC menyatakan akan mempertahankan pagu produksi mereka.
Menurut patokan Amerika, harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, naik 1,06 dolar menjadi 61,26 dolar per barel di New York Mercantile Exchange.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent untuk penyerahan Juli naik 61 sen menjadi menetap di 65,49 dolar per barel.
Dolar melemah lebih dari dua persen terhadap euro dan 0,5 persen terhadap yen, setelah angka inflasi Eropa datang di 0,3 persen pada Mei, lebih baik dari yang diperkirakan sehingga mengurangi ketakutan atas deflasi.
"Saya pikir hal terbesar adalah dolar. Ada korelasi pembalikkan sangat kuat dengan harga minyak. Jadi, apa pun dolar bergerak lebih rendah bisa menggerakkan pasar minyak mentah lebih tinggi," kata Kyle Cooper dari IAF Advisors.
Lonjakan harga terjadi meski masih sedikit perubahan dalam situasi kelebihan pasokan minyak mentah global.
Para pejabat dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyatakan mereka akan mempertahankan tingkat produksi saat ini ketika mereka bertemu tentang situasi pasar di Wina, Jumat (5/6/2015), mendatang. (AFP/Antara)