Beras Raskin yang Diterima Warga Jelek, Ini Penjelasan Bulog

Senin, 01 Juni 2015 | 16:06 WIB
Beras Raskin yang Diterima Warga Jelek, Ini Penjelasan Bulog
Presiden Joko Widodo mengecek beras di gudang Beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (25/2). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perum Badan Urusan Logistik mengakui saat ini belum bisa merealisasikan penyaluran beras rakyat miskin secara maksimal. Hingga saat ini baru tersalurkan sekitar 90 persen.

"Penyaluran Raskin pada posisi kemari itu tercatat satu juta 40 ribu ton, kurang lebih sudah 90 persen hingga akhir bulan Mei," kata Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog Lely Pelitasari Pelitasari dalam diskusi Pangan Kita di Bumbu Desa, Jakarta Pusat, Senin (1/6/2015).

Menurut Lely rendahnya realisasi penyaluran beras raskin lantaran adanya tunggakan di daerah yang sulit dijangkau.

Untuk daerah yang sulit dijangkau, kata dia, distribusi beras dilakukan satu atau dua bulan sekali.

Permasalahan lainnya, kata dia, belakangan ini banyak penerima beras raskin yang complain karena beras yang mereka kurang bagus. Menanggapi hal tersebut, Lely mengakui memang ada masyarakat yang mengeluhkan kualitas beras.

Dia menjelaskan di beberapa titik distribusi ditemukan beras raskin yang waktu penyimpanannya sudah melebihi batas waktu sehingga mempengaruhi memiliki kualitas.

Hal itu terjadi lantaran beras stok tahun 2014 masih ada yang belum terdistribusikan, akibatnya mengalami penumpukan di gudang daerah.

“Yang diterima itu stok 2014. Tugas Bulog menyalurkan beras dari gudang ke titik distribusi, ketika ditemukan beras dengan kualitas tidak bagus di titik distribusi sebenarnya merupakan kewenangan pemerintah daerah setempat,” kata dia.

Lely mengatakan Bulog akan tetap berusaha mempertahankan kualitas beras. Pada tahun ini, Bulog melakukan regulasi yang agak ketat dalam pembelian beras sehingga diharapkan tidak ada lagi dikeluhkan masyarakat.

“Kami telah melakukan monitoring kualitas beras setiap dua pekan dan tahun ini intensitasnya ditingkatkan menjadi setiap satu pekan oleh internal quality control Bulog,” kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI