Kamis Pagi, Rupiah Melemah ke Level Rp13.192

Siswanto Suara.Com
Kamis, 28 Mei 2015 | 10:07 WIB
Kamis Pagi, Rupiah Melemah ke Level Rp13.192
Suasana transaksi pertukaran nilai mata uang asing terhadap rupiah di salah satu gerai Money Changer di Jakarta, Senin (11/5). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (28/5/2015) pagi bergerak melemah sebesar tiga poin menjadi Rp13.192 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.189 per dolar AS.

"Bank Indonesia yang masih berkomitmen untuk selalu berada di pasar valas domestik agar volatilitas rupiah tidak terlalu tinggi menjelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal di pertengahan Juni mendatang," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta.

Secara umum, lanjut dia, dolar AS masih berpotensi untuk terus bergerak menguat seiring dengan mulai membaiknya data ekonomi Amerika Serikat.

Selain itu, potensi penguatan dolar AS juga dipicu oleh melemahnya mata uang euro yang merespon rencana bank sentral Eropa untuk memperbesar stimulus keuangannya pada bulan Mei dan Juni untuk meningkatkan likuiditas yang masih rendah.

Dari dalam negeri, ia menambahkan bahwa sebagian pelaku pasar masih khawatir dengan inflasi yang diperkirakan tinggi dalam dua bulan mendatang seiring dengan datangnya bulan puasa, kondisi itu bisa berdampak negatif bagi mata uang rupiah.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa minimnya sentimen positif dari dalam negeri masih menjadi kendala bagi rupiah untuk kembali berada dalam area positif.

"Saat ini, nilai tukar rupiah belum cukup mampu berbalik naik di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Apalagi, sentimen kenaikan suku bunga the Fed masih terus membayangi," katanya.

Ia mengharapkan bahwa mulai adanya beberapa proyek pembangunan infrastruktur di dalam negeri dapat menahan tekanan bagi mata uang rupiah ke depannya. Pembangunan infrastruktur diharapkan juga mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI