Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan laju inflasi Indonesia pada April 2015 mencapai 6,79 persen. Tingginya inflasi merupakan lanjutan dari kenaikan bahan bakar minyak pada Maret 2015.
Menurut Agus laju inflasi tahun ini masih relatif terkendali dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 8,36 persen. BI mengklaim realisai tersebut sebagai pencapaian pemerintah yang luar biasa di tengah kebijakan subsidi bahan bakar minyak akhir 2014. Laju inflasi tahun lalu memang dijaga ke level rendah dibanding realisasi 2013 sebesar 8,38 persen.
"Ini pencapaian yang luar biasa. Pasalnya pencapaian tersebut merupakan keberhasilan di tengah tekanan perubahan kebijakan subsidi bahan bakar minyak pada tahun lalu," katanya dalam sambutan pembukaan Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Kendati laju inflasi diklaim cukup terkendali pada bulan keempat 2015, Agus mengakui dibandingkan dengan negara-negara regional ASEAN, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand, inflasi di Indonesia masih tinggi.
"Kendati terkendali, inflasi ini lebih tinggi dibandingkan inflasi di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina," katanya.
Agus mengungkapkan pada April 2015, inflasi Filipina sebesar 2,2 persen, Malaysia, 0,39 persen sedangkan Thailand justru mengalami deflasi 1 persen dan Singapura deflasi 0,3 persen.
"Kita harus mengupayakan koordinasi di tingkat pusat dan daerah untuk mencapai sasaran inflasi 4 plus minus satu persen 2015-2017 dan 3,5 persen plus minus satu persen di 2018," kata dia.
Meski demikian, Agus optimistis bahwa sasaran inflasi tahun ini sebesar empat plus minus satu persen dapat tercapai. Salah satu cara yang akan digunakan adalah dengan koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia.
“Itu akan dapat mengurangi lonjakan inflasi yang sering terjadi kalau ada penyesuaian harga BBM saat fiskal tertekan,” kata dia.