Suara.com - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri mengatakan saat ini sedang membantu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk memberantas praktik mafia ikan. Untuk memberantas praktik mafia di sektor perikanan, Faisal akan bergabung dengan Satuan Tugas Anti Ilegal Fishing yang sudah dibentuk akhir tahun 2014.
Faisal satuan tugas ini akan berada di bawah payung hukum berbentuk Keputusan Presiden.
“Iya kita sedang membantu Ibu Susi. Insya Allah mau keluar Keppres-nya nanti. Jadi Keppres nanti semua elemen. Perbudakan tuh udah keungkap tuh. Yang tokoh-tokoh orde baru juga. Namanya Burhan Urai, musuh lagi. Dulu dia raja hutan. Sekarang bisnisnya kayu di pulau yang itu dijadikan basecamp mata rantainya ada datanya lengkap itu. Petanya sudah lengkap,” kata Faisal di Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Faisal mengungkapkan mafia perikanan lebih mengerikan dibandingkan dengan mafia minyak dan gas.
“Mafia ikan itu ternyata lebih ngeri dibandingkan mafia minyak dan gas, taruhannya nyawa. Perbudakan juga ada. Tim ini juga isinya orang-orang yang keren-keren semua,” katanya.
Faisal mengungkapkan mafia ini juga dibantu luar negeri sehingga sangat berbahaya.
Faisal menyebutkan ada pengusaha yang jaya di zaman orde baru yang ada kaitannya dengan mafia ikan.
“Dulu orang ini raja hutan bisnis kayu dia. Kayunya habis, pulau-pulau yang sudah terondol itu dijadikan basecamp untuk perbudakan perusahaan ikannya itu. Mata rantainya kita sudah kantongi, data-datanya sudah ada petanya juga lengkap. Tapi enggak tahu Bu Susi boleh enggak ini disampaikan ke publik,” kata Faisal.
Faisal sangat berharap kepada Presiden Jokowi untuk segera menurunkan Keppres Satuan Tugas Anti Ilegal Fishing agar cepat menuntaskan mafia ikan yang sudah meresahkan masyarakat Indonesia.