Ini Kata Menkeu Soal Kondisi Perekonomian Nasional Terkini

Rabu, 20 Mei 2015 | 15:13 WIB
Ini Kata Menkeu Soal Kondisi Perekonomian Nasional Terkini
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan kalau situasi global saat ini berdampak pada kondisi perekonomian di dalam negeri.

Salah satu yang paling berpengaruh, kata Bambang, adalah kebijakan stimulus moneter yang dihentikan bank sentral Amerika.

"Sejak bank sentral AS mengumumkan rencana penghentian kebijakan stimulus moneter pada pertengahan 2013, perekonomian global senantiasa berada dalam pusaran gejolak dan ketidakpastian. Pasar keuangan di sejumlah negara berkembang mengalami tekanan yang cukup berat sejalan dengan arus pembalikan modal asing (capital reversal) terutama ke AS. Sejak saat itu, nilai tukar mata uang di sejumlah negara berkembang bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah," kata Bambang dalam pidatonya di Rapat Paripurna DPR, Rabu (20/5/2015).

Pidato Bambang ini dalam rangka memberikan pengantar dan keterangan dari pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun Anggaran 2016.

KEM PPKF ini, nantinya akan menjadi acuan bagi pemerintah dan DPR dalam rangka pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN 2016.

Dia melanjutkan, kondisi gejolak dan ketidakpastian ekonomi global juga diperberat dengan adanya kenyataan bahwa Cina  sedang memasuki fase perlambatan, setelah dalam beberapa tahun sebelumnya selalu membukukan pertumbuhan double digit.

"Jepang yang diharapkan dapat menjadi motor pertumbuhan di kawasan Asia melalui kebijakan stimulus ekonomi yang cukup agresif juga masih belum menunjukan prospek yang cukup kuat. Demikian pula yang terjadi di Eropa, prospek pemulihan dari krisis ekonomi masih belum berjalan sesuai harapan," ujarnya.

Akibat perkembangan kinerja ekonomi global yang kurang menguntungkan ini, Bambang mengatakan, hal itu berdampak pada perekonomian nasional.

 "Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional terus mengalami perlambatan. Bahkan dalam tahun 2014 pertumbuhan ekonomi nasional hanya mencapai 5 persen, jauh lebih dibandingkan dengan laju pertumbuhan tiga tahun sebelumnya yang masih diatas 6 persen," imbuhnya.

Dia menambahkan, menurunnya kinerja ekspor akibat pelemahan permintaan global dan merosotnya harga komoditas internasional merupakan faktor utama melambatnya aktivitas ekonomi nasional.

Bambang juga menerangkan selain berdampak pada kinerja pertumbuhan ekonomi, melemahnya kinerja ekspor juga telah berdampak pada kondisi neraca pembayaran Indonesia, khususnya neraca transaksi berjalan.

"Sejak 2012, neraca transaksi berjalan Indonesia terus mengalami defisit yang cukup besar. Kombinasi tekanan pada pasar keuangan terkait dengan rencana penghentian kebijakan stimulus moneter serta tekanan pada neraca transaksi berjalan inilah yang telah mengakibatkan nilai tukar rupiah mengalami tekanan," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI