Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak membantah keikutsertaan Indonesia dalam perhelatan Milano Expo dibiayai APBN.
Pasalnya, kata dia, keikutsertaan dalam ajang dunia tersebut merupakan inisiatif dari komedian (alm) Didi Petet bersama event organizer Didi Petet. Seratus persen, katanya, dibiayai oleh swasta.
Pihak swasta berinisiatif membangun paviliun Indonesia dalam perhelatan akbar pameran perdagangan yang diselenggarakan setahun sekali tersebut.
"Milano Expo ini sebetulnya adalah inisiatif dari Didi Petet. Jadi, beliau adalah penanggungjawab dari paviliun Indonesia. Dan ini sama sekali tidak menggunakan dana negara. Swasta sepenuhnya yang mau membiayai," kata Nuz saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (18/5/2015).
Ia mengakui memang dalam persiapan tim Indonesia cukup mengalami banyak kendala di penyelenggaraan acara. Salah satunya, pada saat pembukaan, banyak barang-barang Indonesia yang masih tertahan di pabean dan tak bisa dipajang di Milano Expo.
“Jadi pabean di sana itu tidak fleksibel sama sekali. Jadi, haru Sabtu-Minggu saja tutup. Nah, jadi kita juga mengalami kendala dalam pengeluaran barang-barang display. Kita baru bisa mengeluarkan barang itu baru tanggal 6 Mei,” katanya.
Selain itu, pada H-2 pembukaan Expo Milano terjadi kekacauan dan aksi pembakaran oleh massa. Keamanan di Milan tidak kondusif dan berdampak terhadap paviliun. Akibat dari itu semua, papar Nus, paviliun Indonesia menjadi sepi pengunjung. Namun hal itu hanya berlangsung tiga hari karena setelah Oculus dipajang, jumlah pengunjung meningkat signifikan.
Akhirnya, lanjut dia, penataan produk atau barang-barang Indonesia dibiarkan seadanya. Tak heran bila saat pembukaan Expo Milan 1 Mei 2015, paviliun Indonesia sepi dari pengunjung.
Namun, pada Sabtu (9/5/2015), jumlah pengunjung mencapai 6.240 orang dan terus meningkat hingga puncaknya pada saat pelatih klub sepakbola kenamaan Inter Milan pada Rabu (13/5/2015) yang menembus 10 ribu pengunjung.
“Dan pada 15 Mei tembus 12.689 visitors, dan 16 Mei sampai 12.862 visitors. Ini perkembangan jumlah pengunjung sejak dua minggu lalu,” katanya.
Kini, paviliun Indonesia di World Expo Milan Pada (15/5/2015) tembus 12.689 visitors, dan (16/5/2015) sampai 12.862 visitors merupakan hasil karya dari Almarhum Didi Petet sebagai penanggungjawab.
"Kita sangat apresiasi yang sangat besar kepada perujungan almarhum Didi Petet ini dan kawan-kawan. Expo Milan sangat penting buat kita, karena building image. Terus terang di sana kita tenang-tenang saja. Yang ribut itu media sosial, beruntung ada swasta yang inisiatif," katanya.
Pasalnya, kata dia, keikutsertaan dalam ajang dunia tersebut merupakan inisiatif dari komedian (alm) Didi Petet bersama event organizer Didi Petet. Seratus persen, katanya, dibiayai oleh swasta.
Pihak swasta berinisiatif membangun paviliun Indonesia dalam perhelatan akbar pameran perdagangan yang diselenggarakan setahun sekali tersebut.
"Milano Expo ini sebetulnya adalah inisiatif dari Didi Petet. Jadi, beliau adalah penanggungjawab dari paviliun Indonesia. Dan ini sama sekali tidak menggunakan dana negara. Swasta sepenuhnya yang mau membiayai," kata Nuz saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (18/5/2015).
Ia mengakui memang dalam persiapan tim Indonesia cukup mengalami banyak kendala di penyelenggaraan acara. Salah satunya, pada saat pembukaan, banyak barang-barang Indonesia yang masih tertahan di pabean dan tak bisa dipajang di Milano Expo.
“Jadi pabean di sana itu tidak fleksibel sama sekali. Jadi, haru Sabtu-Minggu saja tutup. Nah, jadi kita juga mengalami kendala dalam pengeluaran barang-barang display. Kita baru bisa mengeluarkan barang itu baru tanggal 6 Mei,” katanya.
Selain itu, pada H-2 pembukaan Expo Milano terjadi kekacauan dan aksi pembakaran oleh massa. Keamanan di Milan tidak kondusif dan berdampak terhadap paviliun. Akibat dari itu semua, papar Nus, paviliun Indonesia menjadi sepi pengunjung. Namun hal itu hanya berlangsung tiga hari karena setelah Oculus dipajang, jumlah pengunjung meningkat signifikan.
Akhirnya, lanjut dia, penataan produk atau barang-barang Indonesia dibiarkan seadanya. Tak heran bila saat pembukaan Expo Milan 1 Mei 2015, paviliun Indonesia sepi dari pengunjung.
Namun, pada Sabtu (9/5/2015), jumlah pengunjung mencapai 6.240 orang dan terus meningkat hingga puncaknya pada saat pelatih klub sepakbola kenamaan Inter Milan pada Rabu (13/5/2015) yang menembus 10 ribu pengunjung.
“Dan pada 15 Mei tembus 12.689 visitors, dan 16 Mei sampai 12.862 visitors. Ini perkembangan jumlah pengunjung sejak dua minggu lalu,” katanya.
Kini, paviliun Indonesia di World Expo Milan Pada (15/5/2015) tembus 12.689 visitors, dan (16/5/2015) sampai 12.862 visitors merupakan hasil karya dari Almarhum Didi Petet sebagai penanggungjawab.
"Kita sangat apresiasi yang sangat besar kepada perujungan almarhum Didi Petet ini dan kawan-kawan. Expo Milan sangat penting buat kita, karena building image. Terus terang di sana kita tenang-tenang saja. Yang ribut itu media sosial, beruntung ada swasta yang inisiatif," katanya.