Suara.com - Untuk mengoptimalkan penguatan infrastruktur bahan bakar minyak untuk ketahanan energi nasional, PT. Pertamina (Persero) kerja sama dengan PT. Adaro Energy Tbk dengan nilai kontrak Rp7 triliun selama 10 tahun ke depan.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soejipto mengatakan kerja sama dilakukan untuk pemanfaatan dan perluasan guna pengamanan supply chain dan meningkatkan cadangan minyak Pertamina.
"Ya ini sesuai arahan ibu menteri BUMN untuk tingkatkan cadangan kita. Dimungkinkan diperluas pengamanan supply chain kita. Dari 18 hari menjadi 30. Alhamdulillah bisa kembangkan kerja sama BUMN dengan swasta ini," kata Dwi saat ditemui di kantor ESDM, Jakarta, Rabu (13/5/2015).
Dwi menjelaskan dalam kerja sama dengan Adaro, Pertamina akan menjual bahan bakar kepada Adaro. Adaro sudah memiliki infrastruktur penyaluran BBM.
"Seperti yang saya bilang tadi, nilai kontraknya Rp7 triliun kurang lebih. Tapi kami berharap ke depannya bisa naik lagi," katanya.
Selain itu, dalam kerja sama ini, Pertamina juga akan memanfaatkan aset Adaro, berupa tempat penyimpanan (storage) untuk bahan bakar.
"Storage Adaro akan bisa bantu Pertamina kembangkan terminal di sana (Indonesia Timur), storage ini juga bisa kita kembangkan," kata Dwi.
Pertamina akan mensuplai bahan bakar jenis solar kepada Adaro yang akan dimulai dua bulan lagi, dengan volume per tahunnya sebanyak 550 ribu kiloliter dan ditargetkan meningkat menjadi 800 ribu, hal ini dimaksudkan sebagai upaya pengamanan suplai BBM ke Indonesia Timur.