Suara.com - Kementerian Pertanian mendesak Perum Bulog untuk jemput bola agar bisa menyerap beras petani semaksimal mungkin. Hal ini untuk memenuhi target yang dipatok Presiden Jokowi yang telah memerintahkan Bulog untuk menyerap beras petani 4,5 juta ton per tahun. Namun, hingga kini Bulog baru bisa menyerap 700.000 ton atau baru sekitar 25 persen dari target sebelumnya sebesar 2,75 juta ton beras.
"Bulog harus gencar melakukan penyerapan beras, memang ada beberapa masalah di lapangan. Misalnya soal peranan tengkulak yang dominan menyerap beras petani hingga soal harga beras petani yang tak sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP)," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian pertanian Hasil Sembiring, Selasa (12/5/2015).
Dengan turun langsung ke lapangan dan membeli beras melalui petani secara langsung tanpa melalui mitra atau perantara, akan membuat Bulog lebih maksimal menyerapan beras.
Ia mengatakan, perkembangan produksi beras di awal musim panen ini memang masih fluktuatif. Menurutnya pada Maret tercatat ada produksi beras 2,4 juta, selama April sudah ada 1,9 juta ton.
Sembiring mengakui bahwa Bulog akan kesulitan menyerap beras petani lantaran harga beras di lapangan yang berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang lumayan tinggi. Namun, lanjut dia, Bulog harus bisa mengubah cara lama yang membeli beras lewat mitra atau perantara.
"Pasti susahlah kalau sesuai HPP, tapi jika Bulog membelinya langsung ke petani siklus kan otomatis terpotong. Bulog beli langsung gabah kering panen petani maupun gabah kering giling. Kalau lewat perantara pasti mereka minta selisih harga," jelasnya.
Sembiring juga mengusulkan agar Inpres No.5 Tahun 2015 yang mengatur ketentuan HPP direvisi. Pasalnya, bila melihat kondisi harga beras yang fluktuatif, seharusnya pengadaan beras tak lagi berdasarkan HPP, tapi berdasarkan harga yang berlaku di pasar.
Berdasarkan ketentuan Instruksi Presiden (Inpres) pengadaan beras saat ini, Bulog hanya bisa membeli beras petani pada harga HPP Rp7.300/kg, Rp4.650/kg untuk gabah kering giling (GKG), dan Rp3.700/kg untuk gabah kering panen (GKP).
"Ini baru usulan. Kalau HPP nya lebih tinggi Bulog tidak akan kesulitan menyerap beras dan petani lebih memilih menjual ke pemerintah daripada tengkulak," pungkasnya.
Bulog Didesak Jemput Bola Untuk Serap Beras Petani
Selasa, 12 Mei 2015 | 22:15 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Program Bulog Hijau: Tanam 570 Bibit Mangrove di Bali, Selamatkan Ekosistem Pesisir
25 November 2024 | 18:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 20:19 WIB
Bisnis | 19:12 WIB
Bisnis | 18:51 WIB
Bisnis | 17:29 WIB
Bisnis | 17:06 WIB