Suara.com - Menteri Riset dan Teknologi M.Nasir merekomendasikan Bangka Belitung sebagai tempat yang ideal untuk mendirikan PLTN.
Pasalnya, kata Natsir, Bangka Belitung berpotensi menjadi lumbung energi dengan daya listri 10.000 MW (megawatt) yang bisa memenuhi kebutuhan di Sumatera.
"Malah kalau lebih bisa ditransfer ke Jawa. Bayangan saya, kalau ada itu (PLTN) kereta Jakarta-Surabaya akan pakai listrik dan cuma butuh waktu empat jam," kata Natsir di Jakarta, (12/5/2015).
Namun, meski memiliki potensi energi nuklir yang besar, Natsir mengakui bahwa untuk membangun PLTN membutuhkan investasi yang besar.
Natsir optimistis kalau teknologi nuklir ini dapat membantu Indonesia dalam sektor kelistrikan.
"Yang pasti investasinya besar. Tapi ini kan kalau soal komersial tugas ESDM. Tapi optimis ini energi nuklir ini bersifat positif, tak perlu ditakuti. Makanya kita akan bangun penelitian-penelitian untuk meyakinkan masyarakat," pungkasnya.
Dia mengklaim kalau energi nuklir sebetulnya lebih bersih dan murah ketimbang batu bara.
Batu bara menghasilkan listrik seharga 12 sen per kWh, lalu nuklir 18 sen per kWh. Tapi kalau dihitung dengan biaya lingkungan (risiko kerusakan alam akibat polusi) harga listrik batu bara ada di angka 20 sampai 32 sen per kWh, sedangkan untuk nuklir angka tadi sudah termasuk biaya lingkungan.
"Indonesia itu pada dasarnya sudah siap. Bahan bakunya ada, investor mau mendukung. Terus kalau pakai nuklir polusinya bisa ditekan. Batu bara kan semakin menipis, jadi harus ada energi alternatif yang digunakan. Cina saja sudah mulai merambah PLTN,"