Investor Rebutan Bangun PLTN, Menristek: Sudah Waktunya "Move On"

Selasa, 12 Mei 2015 | 13:26 WIB
Investor Rebutan Bangun PLTN, Menristek: Sudah Waktunya "Move On"
Ilustrasi Reaktor Nuklir. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M. Natsir menyatakan, pada dasarnya Indonesia sudah siap bila ingin membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dari sisi komersial.

Selain itu, menurut Natsir, sudah banyak investor dari berbagai negara yang menawarkan untuk menanamkan modalnya di pembangunan PLTN. Namun sayang, pemerintah dan beberapa kalangan masyarakat masih takut terhadap teknologi tersebut.

“Dari segi bahan baku Indonesia sudah siap. Dari sisi komersial Indonesia sudah siap. Saya sudah mencoba mensosialisasikannya, karena sudah waktunya kita move on ke nuklir power plant. Kalau tidak, kita bisa ketinggalan," kata Natsir, saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (12/5/2015).

Natsir mengungkapkan, sudah banyak negara lain yang menyatakan ketertarikannya kepada pemerintah Indonesia untuk menanamkan modalnya membangun reaktor nuklir maupun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Oleh sebab itu, Natsir mengatakan bahwa pihaknya saat ini sudah menyiapkan rekayasa daya eksperimen (Rde) nuklir power plant yang dibangun untuk edukasi.

Dia melanjutkan, tahun 2016 pihaknya mencoba melakukan proses pembangunan.

“Kami adalah urusan riset. Ini salah satu bentuk dukungan agar wacana tersebut dapat segera berjalan dan masyarakat tidak perlu takut akan teknologi tersebut. Sosialisasi ke masyarakat. Sudah masuk uji tapak di 2015. 2016 mencoba melakukan proses pembangunan dan 2018 commisioning," jelasnya.

Dalam membangun RDE PLTN untuk edukasi, lanjutnya, Kementerian Ristek dan Dikti belajar dari Jepang, Korea Selatan, Rusia, Finlandia dan Jerman. ‎

"Kita bangun untuk edukasi dan riset. Saat ini masuk uji tapak di 2015, dan proses pembangunan pada tahun depan sehingga diharapkan mulai commisioning pada 2018," pungkas Nasir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI