Suara.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berkeinginan Indonesia untuk aktif kembali dalam anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menyambut baik rencana ESDM tersebut, meski kini Indonesia menyandang predikat sebagai negara importir minyak.
Pasalnya, posisi sebagai observer Indonesia dapat mengetahui secara langsung perkembangan harga minyak langsung dari para eksportir. Meski Indonesia sudah tidak bisa lagi disebut sebagai negara eksportir.
"Kalau jadi observer saya pikir bagus ya, kita kan jadi tahu. Karena diskusi-diskusi kita hadir, dalam rapat kita hadir. Observer tidak punya hak suara, tapi punya hak bicara," kata Sofyan saat ditemui dikantornya, Senin (11/5/2015).
Kendati tidak bisa menyumbangkan suaranya dalam diskusi OPEC, namun Indonesia memiliki hak bicara dalam lingkaran OPEC. Indonesia dapat memberikan pandangan yang tentunya dapat menguntungkan Indonesia.
"Kalau jadi anggota beneran kan saya pikir ada anggaran dasarnya dan punya hak suara. Kita punya hak bicara saja. Kita memberikan dalam pandangan segala sesuatunya," terang Sofyan.
Sofyan pun menjelaskan terkait pernyataan bahwa Indonesia sejatinya tidak keluar dari OPEC, Sofyan mengakui bahwa Indonesia hanya membekukan diri dari keanggotaan penuh. Keputusan untuk membekukan diri tersebut merupakan inisiatif Indonesia lantaran telah menjadi net importir minyak.
"Bukan keluar atau mengundurkan diri. Tapi Indonesia itu membekukan diri barang kali yang pas. Karena itu ada inisiatif kita. Nah sekarang diaktifin lagi," tandasnya.