Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan menjelang hari raya Idul Fitri 2015, pemerintah berpeluang membuka kran impor beras dari luar negeri jika stok beras dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan pada bulan puasa. Hal ini juga bertujuan mengantisipasi lonjakan inflasi akibat kenaikan harga komoditas tersebut.
"Ya, peluang impor ada, bisa saja karena cuaca jelek seperti kemarau. Ya mesti diisi (beras impor) untuk memenuhi kebutuhan nasional," kata JK usai menghadiri IIF Asia Summit di Jakarta, Kamis (7/5/2015).
JK mengaku sudah mendapat banyak laporan bahwa di beberapa daerah sudah memasuki musim panen. Namun, dari laporan tersebut dikabarkan kualitas beras kurang baik akibat musim pancaroba. Pada saat musim tersebut diperkirakan kualitas gabah menjadi tidak sebagus ketika musim penghujan.
"Ya di mana-mana banyak juga yang berhasil (panen), karena hujan lebih lama maka panennya di waktu hujan, itu kualitas padi agak menurun," katanya.
Oleh sebab itu, JK mengatakan peluang membuka kran impor tetap ada ketika panen mengalami kendala karena tidak berhasil atau gagal panen.
"Peluang buka kran impor ketika melihat cuaca jelek, lalu lihat isi stok beras nasional. Di manapun ada yang tidak berhasil panen karena hujan, bukan kurang jumlahnya. Tapi karena kualitas padi yang menurun," katanya.
Meski demikian, JK meminta masyarakat untuk tidak khawatir akan kecukupan beras nasional. Pasalnya masih ada panen yang bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Bidang Perekonomian sedang berancang-ancang membuka kran impor beras guna mengantisipasi lonjakan inflasi.