Suara.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) saat ini terus mencari tambahan modal sekitar Rp7 triliun untuk memperkuat bisnisnya di bidang konstruksi dan khususnya untuk pembiayaan.
Pembiayaan itu diperoleh dengan cara mengeluarkan obligasi sebesar Rp 3triliun, menertibkan KIK EBA dan menertibkan Negotible Certificate Deposit.
Direktur Utama Bank BTN, Maryono, mengatakan penerbitan obligasi ini akan dilakukan pada semester II Juli 2015.
"Obligasi yang akan dikeluarkan sekitar Rp3 triliun itu untuk biaya KPR. Obligasi tahap duanya sudah diajukan izinnya ke OJK, ya sekitar bulan Juli akhir dananya baru bisa digunakan BTN," katanya di Bursa Efek Indonesia, Kamis (23/4/2015).
Nantinya dana utang akan dilakukan untuk membiayai kredit pemilikan rumah (KPR). sedikitnya ada tiga penjamin emisi yang ditunjuk oleh pihak BTN yakni, BCA Sekuritas, CIMB Sekuritas dan Danareksa Sekuritas.
Maryono mengungkapkan, bisnis tahun 2014 memberikan catatan tersendiri bagi perseroan karena dalam kondisi makro tidak kondusif Bank BTN masih dapat bertumbuh secara positif.
Beberapa indikator seperti kredit perbankan, dana pihak ketiga, NIM tercatat terjadi penurunan diikuti dengan rasio kredit bermasalah perbankan yang meningkat.
Maryono menegaskan perseroan punya target pertumbuhan bisnis perseroan akan lebih baik. Aset BTN rencanakan akan tumbuh antara 18 persensampai dengan 20 persen. Sedangkan kredit BTN prediksi akan tumbuh diatas rata-rata industri pada kisaran 17 persen sampai dengan 19 persen.
Untuk Dana pihak ketiga naik 19 persen sampai dengan 20 persen. Non Performing Loan (NPL) akan didorong untuk terus turun pada level dibawah 3 persen.
Maryono optimistis, penerbitan surat utang untuk pendanaan rencana bisnis BTN ini dapat terserap semuanya sehingga perseoran memperoleh dana segar untuk melakukan ekspansi bisnis.