Direktur Bursa Saham Indonesia Ito Warsito menyatakan persentase kepemilikan saham di Indonesia masih didominasi oleh investor institusi yang mencapai 73,14 persen jika dibandingkan dengan investor individu. Hal itu membuat aktivitas transaksi investor institusi jadi tolak ukur perdagangan saham.
"Pada Maret 2015, investor institusi masih dominan. Hal ini membuat aktivitas transaksi investor institusi sebagai tolak ukur perdagangan untuk mendorong investor ritel untuk bertransaksi," kata Ito di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Karena itu, untuk membuka akses dan hubungan yang lebih luas antara investor institusi dan emiten serta meningkatkan pemahaman investor institusional terhadap kinerja emiten, BEI kembali menyelenggarakan Intitusional Investor Day 2015, yang berlangsung selama dua hari mulai dari 22-23 April.
"Investor ritel mewakili individu atau orang perorangan, sedangkan institusi mewakili perusahaan, baik perusahaan yang bergerak di bidang investasi, pengelolaan dana, ataupun perusahaan yang berinvestasi di saham," katanya.
Demi meningkatkan jumlah investor maupun likuiditas perdagangan efek di pasar modal Indonesia, serangkaian sosialisasi terus dilakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia dengan menyelenggarakan berbagai program pengembangan pasar modal baik yang melibatkan investor institusi maupun investor individu. salah satu caranya dengan menggelar ajang pertemuan investor dan emiten dalam Intitusional Investor Day 2015.
“Melalui acara ini diharapkan akan meningkatkan kualitas kepercayaan dan pemahaman mereka terhadap perkembangan bisnis para emiten,” katanya.
Dalam acara ini terdapat 16 emiten yang telah terpilih untuk mengisi seminar selama acara ini berlangsung. Diharapkan dengan adanya acara dan seminar ini para investor dapat meningkatkan likuiditas saham perdagangannya di Indonesia dan saling menjalin kerja sama.
Untuk ke 16 emiten yang memberikan pemaparan di hadapan investor institusi, analis anggota bursa dan para manajer investasi di acara Institutional Investor Day 2015, antara lain PT Waskita Karya Tbk (WIKA), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Timah (Persero) Tbk (TINS), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA).
“Dengan semakin meningkatnya partisipasi dan kepercayaan investor institusi dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia, diharapkan akan dapat lebih menyemarakkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia,” katanya.
"Pada Maret 2015, investor institusi masih dominan. Hal ini membuat aktivitas transaksi investor institusi sebagai tolak ukur perdagangan untuk mendorong investor ritel untuk bertransaksi," kata Ito di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Karena itu, untuk membuka akses dan hubungan yang lebih luas antara investor institusi dan emiten serta meningkatkan pemahaman investor institusional terhadap kinerja emiten, BEI kembali menyelenggarakan Intitusional Investor Day 2015, yang berlangsung selama dua hari mulai dari 22-23 April.
"Investor ritel mewakili individu atau orang perorangan, sedangkan institusi mewakili perusahaan, baik perusahaan yang bergerak di bidang investasi, pengelolaan dana, ataupun perusahaan yang berinvestasi di saham," katanya.
Demi meningkatkan jumlah investor maupun likuiditas perdagangan efek di pasar modal Indonesia, serangkaian sosialisasi terus dilakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia dengan menyelenggarakan berbagai program pengembangan pasar modal baik yang melibatkan investor institusi maupun investor individu. salah satu caranya dengan menggelar ajang pertemuan investor dan emiten dalam Intitusional Investor Day 2015.
“Melalui acara ini diharapkan akan meningkatkan kualitas kepercayaan dan pemahaman mereka terhadap perkembangan bisnis para emiten,” katanya.
Dalam acara ini terdapat 16 emiten yang telah terpilih untuk mengisi seminar selama acara ini berlangsung. Diharapkan dengan adanya acara dan seminar ini para investor dapat meningkatkan likuiditas saham perdagangannya di Indonesia dan saling menjalin kerja sama.
Untuk ke 16 emiten yang memberikan pemaparan di hadapan investor institusi, analis anggota bursa dan para manajer investasi di acara Institutional Investor Day 2015, antara lain PT Waskita Karya Tbk (WIKA), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Timah (Persero) Tbk (TINS), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA).
“Dengan semakin meningkatnya partisipasi dan kepercayaan investor institusi dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia, diharapkan akan dapat lebih menyemarakkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia,” katanya.