Penggantian Premium dengan Pertalite Masih Dalam Kajian

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 21 April 2015 | 20:51 WIB
Penggantian Premium dengan Pertalite Masih Dalam Kajian
Alternatif pilihan BBM di SPBU (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarmo mengatakan bahwa pemerintah masih mengkaji penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite untuk menggantikan premium.

"Memang, Pertamina mempunyai produk baru yang namanya pertalite. itu Ron90, kalau premium Ron88. Jadi, pemikiran ke depannya, kalau kita mau lebih ramah lingkungan, tentunya ke sana (menggunakan pertalite, red.)," kata Rini di Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (21/4/2015).

Akan tetapi, kata dia, pemerintah menyadari bahwa premium atau Ron88 secara harga pada saat sekarang masih yang terendah. Jadi, menurutnya, ini tak akan dihapus begitu saja.  Jika akhirnya harga Ron90 bisa sama dengan Ron88, kata dia, premium kemungkinan lama-lama akan hilang.

Menurut dia, hal itu disebabkan pertalite atau Ron90 secara lingkungan lebih bagus. Satu hal yang menjadi pertimbangan pemerintah adalah jangan sampai membebani konsumen.

"Jadi, kalau harga premium masih lebih rendah, saat sekarang, ya, premium harus tetap ada," tandasnya.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas menyebutkan BBM jenis Ron88 atau premium tidak akan diganti dengan BBM jenis pertalite.

"Sesuai dengan kebijakan pemerintah, premium tetap seperti sekarang. Tidak ditarik atau diganti pertalite. Produk ini hanya varian baru dari Pertamina," kata Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Migas I Gusti Nyoman Wiratmaja dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (20/4/2015).

Ia menjelaskan jika pertalite telah lolos uji, akan menjadi pilihan tambahan untuk jenis BBM mayoritas yang digunakan masyarakat seperti premium atau pertamax. Terkait dengan izin untuk pertalite, menurut dia, proses perizinan tidak akan memakan waktu lama karena bukan sebuah produk yang benar-benar baru.

"Karena ini produk varian, jadi Pertamina tetap harus mengajukan izin. Akan tetapi, tidak lama, mungkin sekitar satu minggu, maksimum 10 hari. Ini hanya tambahan, bukan izin baru," ujarnya.

Sementara itu, PT Pertamina melalui Vice President Corporate Communication Wianda Pusponegoro mengatakan bahwa BBM varian terbaru yang akan diluncurkan bukan ditujukan sebagai pengganti Ron88 atau premium.

"Saya tegaskan, dalam tahap awal ini peluncuran varian baru ini tidak serta-merta menghapus premium. Jadi, itu masih ada, tinggal lihat konsumsinya terbanyak di mana," katanya.

Menurutnya, setelah BBM baru itu diluncurkan, Pertamina akan meninjau seberapa besar konsumsi terhadap premium, termasuk menentukan sektor pengguna terbesar.

"Mengingat konsumen terbesar premium adalah angkutan umum dan transportasi massal, Pertamina akan melakukan review dan memasarkan BBM baru tersebut dalam jumlah yang meningkat dengan memperhitungkan 'supply and demand'," katanya. (Antara)

REKOMENDASI

TERKINI