Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan bahwa pihaknya tengah menggodok aturan soal dana dukungan untuk minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).
"Ini lagi kita bahas aturannya. Semua menteri juga sudah setuju dengan PP CPO Fund ini. Tinggal Menteri Keuangan sama Presiden aja yang belum, "kata Sofyan saat menghadiri World Economic Forum East Asia di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (20/4/2015).
Meskipun Menteri Keuangan (Menkeu) hingga saat ini masih belum menyetui, namun ia yakin PP CPO Fund ini akan rampung pada minggu ini.
Sofyan menjelaskan, dana dukungan ini diambil sebesar 50 dolar Amerika per ton untuk ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan 30 dolar Amerika per ton untuk produk turunannya (olein). Dana pendukung ini akan dikelola oleh sebuah badan semacam Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Kalau pengusaha engga mau jelas ada sanksinya dong. Akan dikenakan denda dan jubisa bisa jadi izin ekspornya akan dibatalkan, "jelasnya.
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk, membantu agar harga tanaman buah segar di tingkat rakyat bisa meningkat. "Selama ini harganya sekitar Rp1.000, dengan adanya dana ini mudah-mudahan bisa naik Rp1.500-Rp2.000," tutur Sofyan.
Kedua, pemerintah ingin merehabilitasi dana replanting kebun-kebun rakyat. Saat ini lebih dari tiga juta hektare kebun rakyat tidak bisa di-replanting karena kekurangan dana. Ketiga, pemerintah berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dengan menggurangi penggunaan bahan bakar solar dan lebih memanfaatkan biofuel.
"Serta, menekan impor solar. Dengan impor solar dikurangi akan memperbaiki defisit kita," pungkasnya.