Suara.com - PT Pertamina (Persero) menyatakan bakal merilis produk bahan bakar minyak baru bernama Pertalite. Sedianya, bensin yang diproyeksikan akan mengganti keberadaan Premium itu akan diujicoba pada semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum yang berada di jalan tol per Mei 2015.
Namun, Menteri Badan Usaha Milik Negara meminta kepada PT Pertamina untuk lebih fokus dalam pengelolaan bahan bakar Premiun Ron 88, karena harganya yang murah dan terjangkau harus diprioritaskan.
"Nanti akan saya bicarakan dulu dengan pak Sudirman Said bagaimana skema Pertalite ini. Karena soal harga Petralite ini juga masih belum jelas kisarannya berapa. Jadi Pertamina harus fokus dulu pada Premium. Kecuali memang Pertalite harganya lebih murah baru boleh digarap, " kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Hotel Shangri La, Senin (20/4/2015).
Pemerintah, lanjut Rini, mengutamakan bensin premium sebagai produk bensin paling terjangkau di Indonesia. Memang harga Premium adalah Rp7.300 per liter atau Rp7.400 per liter di Jabodetabek.
"Sebenarnya ini kan menyangkut apa yang terbaik untuk masyarakat. Saya setuju kalau Pertamina mau memberikan pilihan jenis BBM lain, tapi harganya harus terjangkau. Jangan lebih mahal dari Premium, orang pasti akan lebih pilih premium lagi. Jadi saya minta Pertamina fokus dulu dalam pengelolaan premium agar lebih efisien sehingga memberikan harga yang terbaik pada masyarakat," katanya.
Bensin premium saat ini sebagian diimpor dan sebagian lagi diproduksi di kilang dalam negeri.
"Pertalite bisa kita produksi, tapi sebagai pilihan saja. Bukan pengganti dari premium. Untuk produksi Pertalite kilang di Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. Kalau premium dihapus nanti masyarakat bagaimana," kata Rini.
Sebelumnya, Vice President Fuel Marketing M. Iskandar mengatakan harga Pertalite sekitar Rp8.000-Rp 8.300 per liter. Ini berarti lebih mahal sekitar Rp1.000 per liter dari premium RON 88, namun hanya beda Rp200 per liter dari Pertamax RON 92.