Suara.com - Indonesia tahun ini menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Economic Forum East Asia pada 19 April-21 April 2015.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengungkapkan bahwa Forum Ekonomi Dunia yang berlangsung selama tiga hari di Jakarta bukan hanya sebagai forum untuk membicarakan masalah investasi.
Menurutnya, forum yang dihadiri para pemimpin perusahaan di seluruh dunia ini akan dimanfaatkan oleh pemerintah untuk memaparkan tentang visi dan misi pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini di sektor bisnis.
"Ini bukan forum investasi, ini forum pertemuan para pelaku industri. Bukan untuk menarik investasi, tapi kita akan memberikan penjelasan kepada mereka tentang posisi pemerintah Indonesia ini melalui program Nawacita yang menjadi visi misi Presiden, " katanya di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (20/4/2015).
Rachmat menjelaskan forum ini menjadi media yang tepat bagi pemerintah untuk mempromosikan Indonesia. Dengan demikian dampak terhadap investasi akan terasa dalam jangka panjang.
"Di sini ada 700 peserta dari 1.000 undangan yang disebarkan. Ada banyak top pemimpin perusahaan besar. Di sini kami menjelaskan pemikiran dari pemerintah Indonesia, ke depan bagaimana trade policy kami," kata dia.
Selain menjelaskan program-program Nawacita, Rachmat juga menjelaskan kepada para pemimpin. Perusahaan dunia yang hadir tentang kebijakan pengetatan produk-produk negara lain yang masuk ke Indonesia yang diterapkan oleh Kementerian Perdagangan selama ini.
Rachmat menyatakan bahwa hal tersebut dilakukan bukan lantaran Indonesia anti terhadap produk impor. Melainkan hal ini sebagai bentuk penyaringan terhadap produk yang masuk agar lebih berkualitas.
"Kami tidak proteksi, kebijakan yang kami ambil adalah untuk tingkatkan value dalam negeri. Salah satunya investment harus melindungi pasar dalam negeri dari produk-produk kualitas rendah dari luar. Karena kami ingin konsumsi produk yang kualitasnya bagus," kata dia.