Bertekad Kurangi Impor Premium, Ini Kiat Pemerintah

Jum'at, 17 April 2015 | 14:49 WIB
Bertekad Kurangi Impor Premium, Ini Kiat Pemerintah
Ilustrasi kelangkaan Premium di SPBU. [Antara/Rivan Awal Lingga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah dikatakan telah memiliki cara khusus untuk mengurangi volume impor bahan bakar minyak (BBM) yang setiap tahunnya terus meningkat. Caranya yaitu dengan memanfaatkan kebijakan Mandatori BBN (Bahan Bakar Nabati).

Diketahui, Indonesia sejak tahun 2008 sudah memiliki ketergantungan impor BBM dari negara lain. Ketergantungan tersebut kini bahkan menempatkan Indonesia sebagai negara importir BBM nomor dua terbesar di dunia.

Bahkan diketahui, sekitar 60 persen kebutuhan BBM dalam negeri saat ini dipenuhi melalui impor dari negara lain. Hal tersebut terjadi akibat tingginya konsumsi yang tidak dibarengi dengan produksi yang ada.

"Salah satu kiat yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi volume BBM impor adalah dengan mendiversifikasi BBM dengan kebijakan Mandatori BBN," ungkap Menteri ESDM, Sudirman Said, Jumat (17/4/2015).

Dijelaskan Sudirman, kewajiban mandatori ini membuat ketergantungan impor menjadi hemat, serta kebutuhan nasional pun akan semakin bertumpu pada kemampuan sendiri dalam menghasilkan bahan bakar. Menurutnya, pemanfaatan energi baru dan terbarukan juga merupakan bagian dari langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi BBM nasional.

"Energi baru terbarukan harus dimaksimalkan pemanfaatannya dengan memperhatikan tingkat keekonomian. Dan keekonomian itu bisa dibangun oleh pemerintah," tambahnya.

Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) menyatakan bakal merilis produk BBM baru bernama Pertalite. Rencananya, bensin yang diproyeksikan mengganti keberadaan Premium itu akan diuji coba pada semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di jalan tol per Mei 2015. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan impor Premium.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI