WEF 2015, Jadi Ajang Jualan Para Menteri

Kamis, 16 April 2015 | 14:29 WIB
WEF 2015, Jadi Ajang Jualan Para Menteri
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil (kiri) bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (kanan) memimpin rapat koordinasi di Jakarta, Rabu (14/1). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ajang World Economic Forum yang akan digelar pada 19-21 April 2015 di Jakarta akan dimanfaatkan oleh para menteri untuk mempromosikan program-program ekonomi pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dan menarik investasi dari pebisnis dunia.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan 600 partisipan dari lebih dari 30 negara, termasuk 180 pimpinan perusahaan, serta 30 menteri dan perwakilan dari organisasi internasional, akan hadir dalam ajang tersebut. Forum ini kali kedua diselenggarakan di Indonesia setelah 2011.

"Yang datang nanti bukan cuma negara yang tergabung dalam east Asia aja, tapi dari seluruh belahan dunia. Soalnya ini. Juga bertepatan dengan Konferensi Asia Afrika, jadi pembisnis yang datang ke KAA juga ikut meramaikan juga, " katanya di kantor Kementerian Perekonomian, Kamis (16/4/2015), Jakarta Pusat.

Dalam forum ini, lanjut Sofyan, para menteri akan menjelaskan program Indonesia di‎ bawah kepemimpinan Jokowi. Berbagai reformasi struktural, rencana pembangunan infrastruktur hingga misi maritim Jokowi pun akan dipaparkan dalam pertemuan tersebut.

"Pak Presiden pun akan pidato pembukaan.‎ WEF akan punya gaung yang sangat besar. Kita akan jelaskan program Indonesia dan menjelaskan tentang Indonesia ke orang yang baru pertama datang ke Indonesia. Pebisnis internasional sangat perhatikan Indonesia, di samping India yang sangat potensi," katanya

Sofyan berharap dengan adanya forum ini dapat menarik pebisnis internasional untuk berinvestasi di Indonesia.

Tujuan dari penyelenggaraan ini untuk mengejar target pembangunan infrastruktur dalam lima tahun ini, pemerintah setidaknya membutuhkan investasi mencapai Rp530 triliun.

"Itu dibutuhkan investasi yang lima tahun untuk mendukung 7 persen pertumbuhan ekonomi. Kami hanya bisa sediakan APBN-nya kira-kira hanya Rp129 triliun, sehingga sekitar Rp400 triliun itulah yang harus ditawarkan oleh pihak swasta untuk berpartisipasi," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI