Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memastikan pengelolaan lapangan minyak dan gas di Blok Mahakam, Kutai, Kalimantan Timur, diserahkan kepada PT Pertamina (persero). Hal ini lantaran kontrak pengelolaannya dari Total E&P Indonesie dan Inpex Corp akan berakhir pada 2017.
Penyelesaian kontrak kerja sama Blok Mahakam terus berlanjut dan pada pekan depan rencananya Head of Agreement (HoA) akan ditandatangani oleh PT Pertamina, PT Total E&P Indonesia dan PT Inpex, sebagai payung hukum proses transisi blok tersebut.
“Mungkin transisi dianggap terlalu tajam. Tapi memang Pertamina harus masuk secepat mungkin untuk memahami data, SDM dan aspek teknik sehingga pada 1 Januari 2018 sudah siap sebagai operator baru,” kata Menteri ESDM Sudirman Said di Kementerian ESDM, Jumat (10/4/2015).
Setelah HoA ditandatangani, kedua pihak akan menyepakati tahapan-tahapan transisi yang diharapkan bisa rampung dalam dua tahun, sehingga pada Januari 2018 sudah dapat dilakukan penandatanganan kontrak kerja sama baru dengan porsi kepemilikan 50:50.
Sudirman menjelaskan sejauh ini perundingan antara pemerintah, Total, dan Inpex berjalan dengan baik. Pemerintah juga telah memberikan penjelasan kepada Total dan Inpex bahwa Pertamina akan menjadi operator mulai 1 Januari 2018 dan semua pihak diminta melakukan persiapan. Interaksi dengan seluruh pihak telah dilakukan sejak November 2014.
“Ada dialog-dialog yang dilakukan supaya jalannya lebih smooth,” tambah Sudirman.
Lebih lanjut, dia menjelaskan sejak tahun 2009, Pertamina telah mengajukan minat menjadi operator Blok Mahakam, tetapi tidak ada keputusan. Selanjutnya pada November 2014 dilakukan pembukaan data dan pada Februari 2015, perusahaan pelat merah itu menyerahkan proposalnya. Dari hasil evaluasi, Pertamina dinilai siap menjadi operator.
Terkait perpanjangan Blok Mahakam ini, pemerintah telah menetapkan target-target, antara lain secara formal pada 1 Januari 2018 Pertamina harus menjadi operator dan memiliki saham mayoritas, proses produksi migas tidak terganggu serta seluruh SDM harus dipertahankan.
Mengutip dari data SKK Migas, Blok dengan cadangan migas terbesar nasional ini sudah dieksplorasi sejak 1967 dengan cadangan (gabungan cadangan terbukti dan cadangan potensial atau dikenal dengan istilah 2P) awal yang ditemukan saat itu sebesar 1,68 miliar barel minyak dan gas bumi sebesar 21,2 triliun kaki kubik (TCF).
Menurut SKK Migas, pada akhir maka kontrak tahun 2017 Blok ini diperkirakan masih menyisakan cadangan 2P minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan 2P gas sebanyak 3,8 TCF pada tahun 2017. Dari jumlah tersebut diperkirakan sisa cadangan terbukti (P1) gas kurang dari 2 TCF.
Dalam jangka panjang, Sudirman Said mengharapkan Blok Mahakam dapat memenuhi komitmen baik domestik maupun internasional. Diharapkan pula Pertamina dapat berpartner dengan Total E&P sehingga mendapat kesempatan masuk ke blok-blok Total di luar negeri.
“Itu kalau Total dianggap sebagai aspek strategis oleh Pertamina,” tambahnya.
Target terakhir, pemerintah akan memberikan tempat bagi daerah melalui participating interest. Seperti diketahui, Blok Mahakam adalah salah satu dari 17 kontrak migas yang akan berakhir di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo selesai.
2018, Blok Mahakam 100 Persen Dikelola Pertamina
Jum'at, 10 April 2015 | 16:37 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 18:43 WIB
Bisnis | 18:36 WIB
Bisnis | 18:31 WIB
Bisnis | 18:20 WIB
Bisnis | 17:01 WIB
Bisnis | 16:33 WIB