Seperti diketahui, rencana pembangunan pelabuhan di Cilamaya terus mengalami penundaan sejak mulai direncanakan pada tahun 2010 silam. Pemerintah telah membuat tim gabungan guna mengkaji rencana pembangunan pelabuhan di Cilamaya. Bahkan, hasilnya telah diserahkan ke Presiden Joko Widodo pada awal bulan Maret.
Hal ini disebabkan PT Pertamina (Persero) pernah melakukan penolakan atas rencana pembangunan pelabuhan Cilamaya mengingat banyaknya aktifitas perminyakan di wilayah tersebut sehingga pembangunan tersebut berpotensi merugikan perusahaan. Lokasi pembangunan tersebut berada di jalur distribusi gas milik Pertamina sehingga akan mengganggu pasokan energi ke industri bahkan pasokan listrik untuk wilayah Jakarta.
Berdasarkan pengamatan lapangan ada kendala teknis yang membahayakan. Ada 200 lebih anjungan sumur minyak dan gas, artinya kajian di masa dulu tidak ada perhitungan seperti itu.