Marak Investasi Bodong, Pemerintah Akui Makan Banyak Korban

Rabu, 08 April 2015 | 12:19 WIB
Marak Investasi Bodong, Pemerintah Akui Makan Banyak Korban
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sempat terpuruk pada tahun 2014, skema perputaran uang model Mavrodi Mondial Moneybook yang lebih akrab dikenal Manusia Membantu Manusia (MMM) di Indonesia bangkit kembali. Kini investasi bodong tersebut kembali mencari mangsa baru. Bahkan, mereka tak segan-segan menebar iklan televisi, koran hingga internet yang memiliki banyak pengunjung.

Sayangnya, skema perputaran uang yang melibatkan masyarakat banyak itu secara hukum sulit dipertanggungjawabkan karena tidak memiliki izin.

Pasalnya, MMM bukanlah badan usaha, melainkan sebuah situs di internet, di mana anggotanya saling mengirim dana dengan harapan bisa mendapat keuntungan sekitar 30 persen per bulan.

Keuntungan yang ditawarkan MMM memang sangat menggiurkan. Jadi wajar saja masyarakat selalu kepincut untuk berpartisipasi. Resiko di balik skema perputaran uang itu tertutup oleh iming-iming keuntungan yang besar.

Padahal, pihak Otoritas Jasa Keuangan sebagai pengawas industri keuangan sudah memberikan cap ilegal kepada MMM karena dinilai tidak memiliki izin terkait aktivitas pengumpulan dan perputaran uang di Indonesia. Risiko bagi masyarakat yang terlibat kegiatan MMM sangat tinggi, uang yang diputar atau disetor dalam komunitas yang menjadi member MMM bisa lenyap setiap saat karena tanpa jaminan sama sekali.

Maraknya investasi bodong yang merugikan masyarakat, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan akan segera turun tangan untuk menindaknya.

"Nanti saya bersama pemerintah terkait akan menggelar rapat koordinator khusus untuk membahas masalah ini. Supaya korbannya tidak semakin banyak yang berjatuhan, " kata Sofyan di Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Sofyan mengungkapkan bahwa OJK telah melakukan penyelidikan terkait investasi MMM, namun OJK kesulitan untuk menindak, lantaran lembaga MMM merupakan situs internet, bukan lembaga yang mengantongi izin OJK.

"Sulit memang jika menindak lembaga dari internet untuk dilacak. Karena dia bisa pindah-pindah. Terus saya sudah bicara, dan sepertinya tidak ada nilai tambah dari MMM. Bahkan cenderung banyak mudharatnya, karena itu moneybox. Bukan lotere tapi lebih kepada program spekulasi dan lainnya," kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut Sofyan, saya mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan iming-iming investasi yang menjanjikan keuntungan besar apalagi melalui media internet yang lembaganya belum jelas.

"Kalau mau investasi harus cari informasi sebanyak-banyaknya tentang lembaga itu. Apakah terdaftar di OJK, kan bisa di cek, " kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI