Suara.com - Pesanan dari berbagai daerah di Indonesia terhadap cendera mata berbahan baku lilin asal Kelurahan Joyosuran, Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah, mengalami peningkatan pada musim hajatan.
Seorang perajin cendera mata itu yang juga warga Jalan Cikarang RT03/RWVIII Kelurahan Joyosuran, Eki Pujilestari (38), di Solo, Rabu, mengatakan permintaan produk ekonomi kreatif berbahan baku lilin itu yang berupa es krim menyerupai aslinya selama dua bulan terakhir mengalami peningkatan cukup signifikan.
Pesanan produk tersebut menjelang Puasa atau musim ramai hajatan pernikahan seperti saat ini, katanya, bisa mencapai 5.000 buah per bulan atau meningkat 10 kali lipat ketimbang hari biasa. Pesanan pada hari biasa, sekitar 500 buah per bulan.
Eki Pujilestari mengatakan pesanan datang dari berbagai daerah, seperti Wamena (Papua), Balikpapan (Kalimantan Timur), Jakarta, Surabaya, Nganjuk, Lamongan (Jawa Timur), dan Bali.
"Kami membuat produk cendera mata ini sesuai permintaan pesanan dan belum sampai ke pasar luar negeri," katanya.
Dia mengatakan harga produk cendera mata tersebut bervariasi, tergantung ukuran dan kerumitan pembuatan, yakni antara Rp5.000 hingga Rp100 ribu per buah.
"Kami dengan menggunakan lima tenaga kerja mampu memproduksi mencapai 100 buah per hari untuk ukuran kecil, sedangkan besar paling hanya 50 biji per hari," kata Eki yang mengaku menggeluti bisnisnya sejak 2010 itu.
Menyinggung soal persediaan bahan baku, lilin di Solo, Eki Pujilestari menjelaskan diperoleh dengan mudah di kota itu, meskipun barang tersebut diimpor dari Tiongkok.
"Bahan baku lilin sekarang naik sekitar Rp5.000 per kg, karena mengikuti perkembangan nila mata uang dolar AS. Saya setiap membeli lilin sebanyak 50 kg atau satu karung dengan harga Rp1,5 juta," katanya.
Meskipun cendera mata buatannya banyak orderan menjelang Puasa, katanya, tempat usahanya yang bernama "Griya Lilin Solo" mampu memenuhi permintaan pasar.
"Produksi kebanyakan untuk cedera mata pernikahan. Namun, ada pesanan juga untuk pembuatan produk makanan dari lilin biasanya datang dari hotel-hotel dan restoran seperti kue tar, hamburger, empek-empek," katanya.
Menurut dia, kerajinan untuk makanan tersebut harganya juga bervariasi, mulai dari Rp350 ribu hingga Rp1 juta per buah.
"Saya jika pada waktu menjelang Puasa dan Desember hingga tahun baru memang sering kebanjiran order rata-rata hingga 5.000 buah cendera mata per bulan," katanya.
Eki Pujilestari mengaku memiliki ide kreatif tersebut dengan penghasilan hingga puluhan juta rupiah per bulan. (Antara)
Jelang Musim Hajatan, Pesanan Cenderamata Meningkat 10 Kali Lipat
Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 08 April 2015 | 09:58 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Sosialisasi Kemenkumham Maluku: Lindungi Merek Dagang dan Kembangkan Bisnis UMKM, Ini Cara Mendaftar
27 April 2024 | 10:35 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 20:19 WIB
Bisnis | 19:12 WIB
Bisnis | 18:51 WIB
Bisnis | 17:29 WIB
Bisnis | 17:06 WIB