Presiden Jokowi: Tidak Akan Ada Lagi Impor Beras

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 18 Maret 2015 | 14:59 WIB
Presiden Jokowi: Tidak Akan Ada Lagi Impor Beras
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) saat menghadiri panen raya di Indramayu, Jawa Barat. (Antara/Dhedez Anggara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan masih ada yang bermain dalam distribusi pupuk sehingga mempengaruhi produktivitas petani.

"Distribusi pupuk memang masih ada yang main. Saya sudah ada penekanan pada PT Pupuk, tapi kenyataannya di lapangan permasalahan masih ada," kata Jokowi usai acara panen raya di Indramayu, Jawa Barat, Rabu, (18/3/2015).

Jokowi mengaku sering mendapat keluhan dari petani terkait distribusi pupuk.

"Tadi sebelum sampai ke acara panen raya saya mampir ke petani keluhannya sama, pupuk," katanya.

Presiden mengatakan pemerintah terus melakukan perbaikan agar distribusi pupuk ini berjalan lancar.

Selain itu, Jokowi berharap upaya pemerintah dalam memberikan bantuan traktor, benih dan pupuk bisa meningkatkan produktivitas petani. Presiden memperkirakan produktivitas petani tahun ini meningkat.

"Saya di lapangan dari Jawa Tengah, Jawa Timur sekarang di Indramayu, meyakini produksi beras kita akan naik dan insya Allah tidak sedikit," harapnya.

Dengan meningkatnya produktivitas ini Jokowi  yakin tidak ada impor beras lagi.

"Walaupun kenyataan di lapangan tidak sesuai tetap tidak ada impor beras," tegas Jokowi.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat mendampingi Presiden mengatakan target produktivitas petani Jawa Barat diharapkan ber tambah dua juta ton dari tahun lalu.

"Bukan menagih Pak Gubernur, kami butuh kenaikan 2 juta ton dari tahun kemarin, sepertinya Pak Gubernur dan petani siap target 2 juta ton akan tercapai," kata Amran.

Amran juga menyampaikan dalam acara panen raya ini pemerintah menyerahan 5.132 unit traktor ke kelompok petani di seluruh Jawa Barat.

"Traktor ini akan distribusikan ke kabupaten dan terakhir ke gapoktan (gabungan kelompok tani)," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI