Pengusaha Ini Sangat Untung saat Rupiah Anjlok

Senin, 16 Maret 2015 | 07:20 WIB
Pengusaha Ini Sangat Untung saat Rupiah Anjlok
Joko Hari Setyadi dengan produknya. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Joko Hari Setyadi tersenyum lebar menceritakan kondisi usaha produk kerajinan tangan atau handy craft miliknya. Selama 2 bulan ini, dia meraup untung besar karena dolar Amerika Serikat terus naik.

Joko sudah 6 tahun merintis bengkel produk kerajinan, Valia Craft. Selama 2 bulan ini dia senang bisa memberikan bonus untuk belasan pekerjanya.

Joko bercerita, setip dolar Amerika Serkat naik, dia senang. Sebab hampir semua produk yang dia hasilkan dijual ke Eropa dan Amerika Serikat. Dia pun bertransaksi menggunakan dolar. Sementara bahan baku semua dari dalam negeri dan dibeli dengan rupiah.

"Semua produk saya pakai bahan daur ulang atau barang bekas. Di dapat dari kumpulan pemulung. Dibuat kerajinan dan dijual ke luar negeri, dibeli dengan Dolar," jelas Joko saat berbincang dengan suara.com di bengkel kerajinannya di Jalan Kesadaran III No.35, Cipinang Muara, Jakarta Timur, akhir pekan lalu.

Produk kerajinan Joko berupa furniture desain daur ulang, furniture berbahan kaya, cermin, dan wall panel. Semua berbahan dasar daur ulang seperti kaleng minuman ringan.

Joko membuka rahasia produksi bengkelnya. Semisal untuk produksi wall panel berbentuk semacam lukisan. Dalam 2 bulan, dia bisa menghasilkan 2.400 buah wall panel yang dikerjakan 15 orang. Ribuan wall panel itu cukup mengisi penuh sebuah peti kemas berukuran 40 feet.

Sebuah wall panel dihargai USD 30 dolar. Sehingga sekali ekspor wall panel, Joko mempunyai nilai ekspor sebesar USD 72 ribu atau Rp 950 jutaan (kurs dolar Rp 13.200). Belum lagi dari produksi furniture berupa meja. Nilai ekspornya bisa mencapai USD 28 ribu atau setara Rp 370 juta.

Dengan catatan, itu nilai ekspor selama 2 bulan. Jika setahun, tinggal dikalikan 6 saja.

Dari nilai ekspor itu, keuntungan bersih yang diterima Joko sebesar 12 persen. Keuntungan itu sudah dipotong biaya sana sini seperti membayar pegawai, pajak, nilai balik modal dan tabungan untuk pengembangan usaha.

"Jadi saya nggak perlu manaikkan harga jual barang. Karena pendapatan saya akan naik sendiri seiring harga dolar naik," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI