Suara.com - Sekretaris eksekutif Indian Ocean Academic Forum (IOAF) John Nurifdin menyebutkan bahwa hingga saat ini potensi sumber daya alam yang terkandung di kawasan Samudera Hindia masih terabaikan.
"Faktor utama penyebabnya karena selama ini tidak ada lembaga yang serius melakukan perhatian serta pengembangan di kawasan itu," katanya di Padang, Sabtu (7/3/2015).
Menurut dia, di zona ekonomi eksklusif 200 Mil Samudera Hindia itu ada potensi batu bara, mineral, serta minyak.
Ia menjelaskan Samudera Hindia merupakan salah satu samudera penting yang menyimpan berbagai keragaman yang tersebar dan menghubungkan 57 kepulauan, satu negara Afrika dan 18 negara Asia.
"Bagi Indonesia, kawasan ini merupakan halaman depan yang menyimpan potensi perikanan, ekowisata bahari, energi laut, deposit mineral dan hidrokarbon," ujarnya.
Ia menjelaskan dengan adanya lembaga IOAF yang digagas oleh Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), dan beranggotakan 14 perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia.
Lembaga ini diharapkan mampu mengembangkan pemikiran dan inovasi baru dalam bidang pendidikan, pelatihan dan pengabdian masyarakat, katanya.
UBH merupakan penggagas keberadaan Forum Akademika Samudera Hindia bersama sejumlah perguruan tinggi lainnya di Indonesia dan Malaysia.
Forum itu digagas dalam pertemuan antarrektor 15 perguruan tinggi di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan beberapa waktu lalu, kata Rektor UBH Prof Dr Niki Lukviarman.
Niki yang juga anggota Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia (FRI) menambahkan Rektor UBH juga ditunjuk sebagai panitia pengarah acara resmi tahunan FRI dengan tiga rangkaian sidang komisi.