Rupiah Tembus Level 13 Ribu per Dolar Amerika

Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 05 Maret 2015 | 09:45 WIB
Rupiah Tembus Level 13 Ribu per Dolar Amerika
Ilustrasi: Suasana gerai penukaran valuta asing di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat. [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Pada sesi pembukaan perdagangan, Kamis (5/3/2015) pagi, rupiah diperdagangkan di posis 13 ribu per dolar Amerika. Itu merupakan titik terendah rupiah di sepanjang tahun ini.

Pengamat ekonomi dari INDEF, Sugiyono mengatakan, pemerintahan Jokowi harus memperlihatkan kebijakan yang pro pasar untuk bisa mengembalikan lagi kepercayaan pemodal asing. Kata dia, rupiah merupakan nilai indikator dari kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia.

“Contoh dari kebijakan pro  pasar misalnya tidak mengusir pedagang ekonomi lemah dari tempat mereka berdagang. Selain itu, pemerintahan Jokowi juga harus memperbaiki komunikasi politiknya terutama masalah hukuman mati yang berhubungan dengan Australia. Pertengkaran yang terjadi antara Jokowi dengan sejumlah kepala negara terkait hukuman mati juga menjadi perhatian di mata investor asing,” kata Sugiyono kepada suara.com melalui sambungan telepon, Kamis (5/3/2015).

Kata dia, apabila pemerintah dan juga Bank Indonesia tidak segera turun tangan, bukan tidak mungkin pelemahan nilai tukar rupiah ini bisa membawa Indonesia kembali terseret ke krisis moneter.

Kemarin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini lebih karena faktor eksternal dan kemungkinan permintaan terhadap dolar Amerika Serikat yang meningkat.

"Yang melemah bukan rupiah saja, semua mata uang di dunia melemah terhadap dolar Amerika," kata Sofyan Djalil.

Ia menyebutkan kondisi makro ekonomi internal Indonesia saat ini baik seperti inflasi turun, arus masuk modal asing positif, IHSG naik dan imbal hasil surat utang negara turun.

"Apapun indikatornya, cukup baik, kemudian pengelolaan ekonomi kita jauh lebih baik, fiskal kita jauh lebih sehat karena tidak tersandera lagi oleh harga minyak," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI