Suara.com - Bank Mandiri memperkuat layanan perbankan tanpa kantor secara fisik atau layanan keuangan digital melalui Mandiri e-cash untuk meningkatkan akses layanan perbankan untuk masyarakat di Indonesia.
Group CEO Bank Mandiri Budi G Sadikin, di Jakarta, Jumat (20/2/2015), mengatakan, penguatan penetrasi layanan Mandiri e-cash dapat mengedukasi masyarakat agar dapat mengelola keuangan dengan lebih bijak dan efisien sehingga masyarakat dapat memperbaiki tingkat ekonomi masa mendatang.
"Penggunaan layanan keuangan digital dapat membiasakan masyarakat menabung dan mengelola uang dengan baik, hal ini tentu dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan setiap warga negara dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya.
Saat ini, katanya, jumlah pengguna LKD Mandiri e-cash, termasuk pengguna Mandiri e-cash untuk penerima bantuan pemerintah sebanyak 1 juta nasabah.
Sebagai bank pertama yang mengembangkan layanan keuangan digital di Tanah Air, lanjut Budi, Bank Mandiri juga memperkuat jumlah agen LKD di seluruh Indonesia agar akses layanan perbankan yang lebih luas yang telah dicanangkan Bank Indonesia (dan Otoritas Jasa Keuangan) dapat lebih cepat terealisasi. Jumlah agen LKD Bank Mandiri telah mencapai 391 agen dan ditargetkan akan menjadi sekitar 9.000 agen pada akhir 2015.
Berdasarkan data Global Financial Inclusion Index 2012 dari World Bank, baru sekitar 20 persen dari penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun, menikmati akses jasa keuangan, sementara jika dibandingkan dengan negara lain seperti Cina dan India masing-masing telah mencapai 64 persen dan 35 persen.
Rendahnya layanan keuangan di Indonesia tercermin dari jumlah rekening bank per 1000 penduduk usia dewasa di Indonesia yang baru mencapai 505. Sementara di Malaysia dan Thailand mencapai 2.063 dan 1.449. Hal yang sama juga tercermin dari rekening kredit per 1000 penduduk usia dewasa yang baru mencapai 197 di Indonesia, sementara di Malaysia 964 dan di Thailand 272. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa, masih terdapat potensi cukup besar untuk meningkatkan akses keuangan kepada masyarakat.
Konsep LKD merupakan kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan yang bekerjasama dengan pihak ketiga (agen), dengan memanfaatkan teknologi mobile based maupun web based. Layanan ini untuk mendukung pengembangan keuangan inklusif serta mendukung penyaluran dana bantuan Pemerintah (G2P) secara efektif. Agen LKD diyakini dapat membantu masyarakat yang belum pernah berhubungan dengan bank (unbanked segment).
Agen LKD dapat melayani transaksi-transaksi dasar keuangan seperti pembukaan rekening uang elektronik, setor tunai dan tarik tunai selain membantu dalam memberikan edukasi ke masyarakat. Sementara untuk transaksi non-tunai seperti transfer uang ke nomor handphone, beli pulsa handphone atau token listrik dapat dilakukan sendiri oleh pemilik rekening melalui handphone. Transaksi-transaksi tersebut relatif aman karena adanya PIN (Personal Identification Number).
Untuk mendukung hal tersebut, Bank Mandiri meluncurkan mandiri e-cash untuk memudahkan transaksi pembayaran mikro (micro payment). Aplikasi ini dapat digunakan masyarakat melalui telepon seluler tanpa perlu membuka rekening di cabang Bank Mandiri.