Suara.com - Harga minyak dunia melonjak tidak lama setelah beredar informasi tentang meninggalnya Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz. Sejumlah analis memprediksi, meninggalnya Raja Arab Saudi memunculkan spekulasi bahwa negara itu akan mengubah kebijakannya di sektor minyak.
Ketika masih memimpin, Raja Abdullah bersikeras untuk tetap mempertahankan produksi minyak meski harga tengah anjlok. Keputusan ini diambil untuk tetap mempertahankan pangsa pasar meski harga terus turun.
“Meninggalnya Raja Arab Saudi membuat volatilitas harga minyak di jangka pendek. Saya tidak berharap akan terjadi perubahan tetapi meninggalnya Raja Arab Saudi terjadi pada saat-saat yang menentukan di Arab Saudi,” kata Neil Beveridge, analis dari Sanford C Bernstein & Co.
Pagi tadi, harga minyak di West Texas Intermediae untuk pengiriman Maret naik 1,45 dolar Amerika menjadi 47,76 dolar Amerika. Sedangkan harga minyak di Brent juga naik 1,28 dolar Amerika menjadi 49,80 dolar Amerika.
Di sepanjang tahun lalu, harga minyak dunia anjlok 50 persen. Meski demikian, negara-negara yang tergabung dalam OPEC menolak untuk menurunkan produksi. Arab Saudi yang merupakan negara OPEC dengan produksi minyak terbanyak tidak mau menurunkan produksi dengan alasan akan kehilangan pangsa pasar. (Bloomberg)
Raja Arab Saudi Meninggal, Harga Minyak Melonjak
Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 23 Januari 2015 | 13:27 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Harga Minyak Dunia Ngamuk, BBM Pertamina Bisa Naik?
09 Desember 2024 | 16:22 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 00:38 WIB
Bisnis | 17:45 WIB
Bisnis | 12:41 WIB
Bisnis | 10:42 WIB
Bisnis | 08:19 WIB