Suara.com - Bank Dunia menyatakan penurunan harga minyak seperti yang terjadi pada 2015 ini adalah sama seperti dengan fenomena penurunan yang terjadi sebelumnya pada periode 1985-1986.
"Baik kolapsnya harga minyak saat ini maupun harga minyak yang dialami pada 1985/1986 adalah mengikuti naiknya produksi minyak dari sumber-sumber nonkonvensional," kata Ekonom Senior Grup Prospek Pembangunan Bank Dunia, John Baffes.
Menurut John Baffes, penyebab penurunan harga minyak yang serupa dari dua kejadian di waktu yang bersamaan adalah pengabaian OPEC atas penargetan harga minyak.
Berdasarkan data Bank Dunia, harga minyak pada 2015 ini rata-rata 53 dolar AS per barel pada tahun 2015, atau 45 persen lebih rendah dibandingkan dengan 2014.
Selain itu, pelemahan harga minyak juga kemungkinan bakal berimbas pula kepada harga komoditas lainnya, khususnya yang berkaitan dengan gas alam, pupuk, dan komoditas pangan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan bahwa warga harus beradaptasi dengan kondisi harga bahan bakar minyak (BBM) yang bisa berubah setiap bulan.
"Masyarakat harus bisa beradaptasi dengan perubahan harga, bisa berubah dalam satu bulan. Namun, masih kita lakukan 'review' terlebih dahulu," kata Sofyan.
Hal tersebut, kata dia, merupakan kebijakan penyesuaian untuk mengikuti harga minyak dunia yang fluktuatif dan bisa mengalami kenaikan atau penurunan setiap saat.
Menurut Sofyan, dengan kondisi tersebut, harga kebutuhan pokok dan jasa di lapangan juga akan mengalami perubahan. (Antara)
Fenomena Penurunan Harga Minyak Dunia Sama Seperti 1985-86
Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 23 Januari 2015 | 11:37 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Bank Dunia Sebut Kerugian akibat Serangan Israel di Gaza Capai Rp311 Triliun, Belum Termasuk di Lebanon
16 Oktober 2024 | 05:19 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 17:05 WIB
Bisnis | 16:47 WIB
Bisnis | 16:38 WIB
Bisnis | 16:26 WIB
Bisnis | 15:57 WIB
Bisnis | 15:21 WIB