Suara.com - Harga obat di Indonesia yang cenderung mahal menjadi salah satu kendala dalam peningkatan standar kesehatan di Indonesia. Lalu apa sebenarnya yang paling mempengaruhi harga jual obat di Indonesia?
Ketua Komite Eksekutif International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG), Luthfi Mardiansyah, mengatakan, hal ini disebabkan 90 persen bahan baku obat masih harus diimpor dari luar negeri.
"Harga jual obat yang mahal sebenarnya disebabkan karena bahan bakunya 90 persen harus diimpor dari luar negeri," ujar Luthfi pada acara Temu Media di Jakarta, Selasa (20/1/2015).
Selain bahan baku obat yang cenderung masih bergantung pada negara lain, alasan lain yang menyebabkan harga obat melambung tinggi adalah nilai tukar rupiah yang belum stabil. Inilah yang kemudian menyebabkan para pelaku industri farmasi hanya mampu menyediakan stok bahan baku untuk setahun ke depan.
"Kita tidak bisa beli stok bahan baku untuk dua tahun ke depan. Kalau kita beli dengan harga sekarang, dua tahun kemudian bisa berubah, karena rupiah masih gonjang- ganjing," imbuhnya.
Namun, Luthfi mengapresiasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang membantu masyarakat untuk mendapat obat yang dibutuhkannya dengan harga yang lebih terjangkau bahkan gratis.
"Dengan adanya JKN masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan obat. Harga obat di JKN 40 persen lebih rendah dari di pasaran," tutupnya.
Ini Penyebab Harga Obat di Indonesia Mahal
Rabu, 21 Januari 2015 | 14:33 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Nilai Tukar Rupiah Merosot Pagi Ini Jelang Rilis Neraca Perdagangan
15 November 2024 | 09:45 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 20:40 WIB
Bisnis | 19:16 WIB
Bisnis | 16:10 WIB
Bisnis | 15:57 WIB
Bisnis | 15:46 WIB
Bisnis | 15:37 WIB
Bisnis | 15:32 WIB