2015, Harga Rumah Naik 10 Persen

Doddy Rosadi Suara.Com
Selasa, 06 Januari 2015 | 17:32 WIB
2015, Harga Rumah Naik 10 Persen
Pengunjung berada di dekat sebuah maket rumah yang ditawarkan pengembang. (Antara/Rekotomo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Real Estate Indonesia Khusus Batam Provinsi Kepulauan Riau memrediksi harga rumah akan naik sekitar 10 persen pada tahun 2015, sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada akhir 2014.

"Harga rumah pasti naik, karena kenaikan BBM," kata Ketua DPD REI Khusus Batam Djaja Roeslim.

Ia mengatakan ,kenaikan harga BBM bersubsidi --yang kemudian diturunkan lagi awal 2015-- menyebabkan semua harga material bangunan di Batam juga ikut naik, sehingga pengusaha melakukan penyesuaian harga rumah.

Kenaikan harga sekitar 10 persen itu terjadi untuk seluruh produk properti seperti rumah, rumah toko dan sebagainya. Meski terjadi kenaikan harga, namun REI tetap meyakini penjualan rumah pada 2015 akan bagus.

Kebijakan Bank Indonesia terkait Loan to Value (LTV) masih memengaruhi penjualan produk properti. Namun, kini pengembang sudah menyesuaikan begitu pula dengan konsumen sehingga tidak terlalu menurunkan transaksi properti.

"Pengembang sudah menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada, dengan angsuran bertahap," kata dia.

Pada 2015, REI memerkirakan akan membangun sekitar 11.000 produk properti. Sebanyak 8.000 unit di antaranya adalah rumah, mulai dari Rumah Sederhana Tapak (RST) hingga rumah mewah.

"Kurang lebih sama seperti tahun lalu, pasokan mencapai 11.000 unit," kata dia.

Kepemilikan asing Sementara itu mengenai kepemilikan asing, ia mengatakan hingga kini belum ada kemajuan, meski tim REI sudah berupaya melakukan pembicaraan dengan pemerintah.

"Kami tetap masih usaha bisnis. Semua akan berusaha menjual," kata dia.

REI tetap berharap pemerintah membuat kebijakan terkait kepemilikan properti oleh asing, untuk menggenjot penjualan produk properti di daerah perbatasan, terutama Batam.

"Agar sektor properti cepat berkembang, tanpa itu, pengusaha masih bisa 'survive'," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI