BBM Naik, Inflasi 2014 Lebih Rendah Dibandingkan Inflasi 2013

Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 02 Januari 2015 | 10:53 WIB
BBM Naik, Inflasi 2014 Lebih Rendah Dibandingkan Inflasi 2013
Ilustrasi: Detik-detik pergantian harga satuan BBM di SPBU Cikini, Menteng, Jakarta, Selasa (18/11/2014) dini hari. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada 2014 mencapai 8,36 persen, atau sedikit lebih rendah dari laju inflasi pada 2013 sebesar 8,38 persen.

"Inflasi nasional lebih rendah dari 2013, meskipun sama-sama tinggi, akibat terjadi kenaikan harga BBM," kata Kepala BPS Suryamin, di Jakarta, Jumat (2/1/2015).

Ia menjelaskan tingkat inflasi yang relatif tinggi ini dipengaruhi oleh komoditas yang harganya berfluktuasi sepanjang tahun 2014, diantaranya bensin yang menyumbang andil 1,04 persen.

Selain itu, tarif listrik menyumbang andil inflasi pada 2014 sebesar 0,64 persen, angkutan dalam kota 0,63 persen, cabai merah 0,43 persen, beras 0,38 persen dan bahan bakar rumah tangga 0,37 persen.

Komoditas lainnya seperti tarif angkutan udara juga ikut menyumbang laju inflasi nasional 2014 yaitu 0,22 persen, diikuti oleh cabai rawit sebesar 0,19 persen dan nasi dengan lauk 0,18 persen.

Secara keseluruhan, tingkat inflasi nasional dipengaruhi oleh tingginya laju inflasi pada Desember 2014 yang tercatat mencapai 2,46 persen, karena terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi pada November lalu.

Sementara, inflasi komponen inti Desember 2014 tercatat sebesar 1,02 persen dan inflasi inti secara tahunan (yoy) mencapai 4,93 persen.

Kelompok yang menjadi penyumbang inflasi tinggi pada Desember antara lain kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 5,55 persen, diikuti kelompok bahan makanan 3,22 persen.

"Kelompok transportasi menyumbang inflasi tinggi, karena tarif angkutan kota terkena dampak dari kebijakan pemerintah yang menyesuaikan harga premium dan solar," ujar Suryamin.

Kemudian, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, inflasi sebesar 1,96 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,45 persen dan kelompok kesehatan 0,74 persen. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI