Libur Natal, BEI Tidak Beroperasi pada 25-26 Desember

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 24 Desember 2014 | 22:12 WIB
Libur Natal, BEI Tidak Beroperasi pada 25-26 Desember
Ilustrasi perdagangan di BEI (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak beroperasi pada 25-26 Desember 2014 sehubungan dengan libur Hari Raya Natal dan cuti bersama.

Laman BEI mengenai Kalender Libur Bursa 2014 yang dikutip Rabu, menyebutkan bahwa penetapan cuti bersama Hari Raya Natal itu mengacu atas Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama Nomor.5 Tahun 2013, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: 225 Tahun 2013, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor: 05/SKB/MENPAN-RB08/2013 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2014.

Kemudian, BEI juga menetapkan hari libur Bursa pada 31 Desember 2014 mendatang, dalam rangka menyambut pergantian tahun.  Selain jadwal itu, libur bursa akan ditetapkan kemudian apabila kegiatan kliring diadakan oleh Bank Indonesia atau karena adanya pengumuman pemerintah mengenai peniadaan kegiatan kerja pada suatu hari tertentu.

Sementara pada perdagangan Rabu (24/12/2014) IHSG ditutup menguat 27,91 poin atau 0,54 persen ke posisi 5.166,98. Indeks 45 saham unggulan (LQ45) naik 4,45 poin atau 0,50 persen ke posisi 890,86.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya di Jakarta mengatakan bahwa laju IHSG BEI cenderung mengikuti pergerakan bursa saham global di tengah kondisi pasar modal Indonesia yang masih berada dalam area konsolidasi.

"Fase konsolidasi membuat IHSG BEI hanya menguat dalam jangka pendek," katanya.

Secara teknikal, ia memproyeksikan bahwa dalam jangka pendek ini IHSG BEI masih berpotensi untuk melanjutkan penguatan untuk menembus level 5.179 poin. Diharapkan sentimen global masih menopang pasar saham domestik.

Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa penguatan indeks BEI yang masih terbatas itu dapat digunakan oleh pelaku pasar saham untuk tetap mengakumulasi beberapa saham secara selektif.

"Investor masih bisa melakukan akumulasi saham untuk antisipasi 'January effect' pada awal tahun mendatang," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI