Pembuat Tempe Terpaksa Menaikkan Harga Jual

Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 22 Desember 2014 | 20:25 WIB
Pembuat Tempe Terpaksa Menaikkan Harga Jual
Perajin tempe menyelesaikan proses pembuatan kedelai mejadi tempe. (Antara/M Risyal Hidayat)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pada satu pekan ini berdampak pada naiknya harga pangan tempe di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Bahan baku membuat tempe yakni kedelai selama ini masih dicukupi dari impor, sehingga jika rupiah melemah maka dipastikan harga kedelai impor ikut naik juga," kata pengusaha tempe di Karangkalasan, Kalasan, Kabupaten Sleman Supeno, Senin, (22/12/2014).

Menurut dia, dirinya dan hampir semua pembuat tempe terpaksa menaikkan harga jual tempe agar tidak mengalami kerugian.

"Harga jual tempe terpaksa menyesuaikan dengan naiknya harga bahan baku kedelai dari sebelumnya Rp8.300 per kilogram dari sebelumnya Rp8.000 per kilogram," katanya.

Ia mengatakan, dirinya sengaja menaikkan harga tempe, namun tidak mengurangi kualitas tempe agar tetap dibeli pelanggan.

"Harga tempe saat ini naik Rp500 untuk semua ukuran, mulai dari ukuran berat dua ons yang semula Rp1.500 naik menjadi Rp2.000," katanya.

Supeno mengatakan, selain kenaikan harga, saat ini kedelai impor juga susah dicari di pasaran.

"Harapan kami harga kedelai bahan baku tempe segera turun lagi, dan juga stok mencukupi, sehingga kami juga bisa menurunkan harga jualnya," katanya.

Sementara Aris pembuat tempe di Dusun Pundungrejo, Kalasan mengatakan akibat naiknya harga kedelai impor dirinya terpaksa mengurangi ukuran tempe yang dibuat.

"Karena harga kedelai impor naik maka terpaksa ukuran tempe sedikit diperkecil, agar tidak rugi. Namun jika nanti kenaikan harga kedelai cukup tinggi, maka kami juga akan menaikkan harga jual tempe untuk menyesuaikan," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI