Suara.com - Perekonomian Rusia tengah bergejolak dengan ditandai mata uang rubel terdepresiasi sampai 50% sepanjang tahun ini.Akan tetapi, hal tersebut tidak menggangu rencana investasi Rusia ke Indonesia.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin mengungkapkan, dirinya memastikan tidak ada perubahan rencana investasi, misalnya seperti, perusahaan aluminium, UC Rusal, yang akan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian tambang (smelter) di Kalimantan Barat.
"Saya rasa itu tidak akan mempengaruhi rencana Rusia untuk berinvestasi ke Indonesia. Seperti yang Anda tahu, pimpinan Rusal sudah bertemu dengan pemerintah Indonesia. Mereka akan tetap membangun smelter di Kalbar, mereka sudah menandatangani MoU pada Februari," ungkap Galuzin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Akan tetapi, Galuzin masih belum mengutarakan nilai investasi dari proyek tersebut.
"Kita baru saja mau mulai proyeknya, pasti akan ada investasi. Tapi sekarang saya belum bisa kasih tahu berapa nilainya. Kita baru berdiskusi," pungkasnya.
Rubel Anjlok, Rusia Tetap Investasi di Indonesia
Senin, 22 Desember 2014 | 13:30 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Target Ekonomi 8 Persen, Prabowo Butuh Investasi Rp 13.528 Triliun
23 Desember 2024 | 19:21 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 19:32 WIB
Bisnis | 19:24 WIB
Bisnis | 18:27 WIB
Bisnis | 17:43 WIB
Bisnis | 17:00 WIB
Bisnis | 16:49 WIB
Bisnis | 16:45 WIB